Terjadi sejumlah gempa susulan di Ternate

Papua
Ilustrasi retak akibat gempa, pixabay.com
Ilustrasi retak akibat gempa, pixabay.com

Hingga Senin pukul 12.45 WIB telah terjadi sebanyak 47 kali gempa susulan pascagempa bermagnitudo 7,0 yang mengguncang

Papua No. 1 News Portal | Jubi,
Jakarta, Jubi – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hingga Senin pukul 12.45 WIB telah terjadi sebanyak 47 kali gempa susulan pascagempa bermagnitudo 7,0 yang mengguncang Ternate pada Minggu (7/7/2019).

Read More

“Hingga hari ini, Senin 8 Juli 2019, pukul 12.45 WIB, aktivitas gempa susulan sudah mencapai 47 kali dengan magnitudo terbesar adalah magnitudo 4,9 dan magnitudo terkecil 3,1,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangan resmi, Senin, (8/7/2019).

Baca juga : Gempa Sarmi membuat warga panik

Gempa bermagnitudo 5,5 landa Mamberamo Tengah

Rumah sakit Kasonaweja, Mamberamo, Papua rusak karena gempa

Gempa tektonik di wilayah laut di sebelah barat Kota Ternate sebelumnya dicatat bermagnitudo 7,1 setelah dilakukan pemutakhiran menjadi 7,0. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,53 LU dan 126,18 BT, atau tepatnya berlokasi di dasar laut pada kedalaman 49 km pada jarak 133 km arah barat Kota Ternate, Propinsi Maluku Utara.

Dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di Bitung dan Manado dengan intensitas IV-V MMI, dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun dan di Ternate III-IV MMI yang dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

“Hingga saat ini belum ada laporan terjadinya kerusakan akibat guncangan gempa kuat di Maluku Utara namun menimbulkan kepanikan yang luar biasa masyarakat. Namun di Kota Manado beberapa rumah tembok mengalami retak dengan kategori sangat ringan,” kata Eahmat menambahkan.

Menurut rahmat hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi berpotensi tsunami dengan level Waspada di wilayah Minahasa Selatan dan Minahasa Utara bagian Selatan. Sedangkan berdasarkan hasil monitoring perubahan muka air laut pada enam stasiun tide gauge di Bitung, Tobelo, Ternate, Taliabu, Jailolo, dan Sanana selama kurang lebih dua jam, sesuai dengan SOP, tidak menunjukkan adanya anomali.

Hal ini menjadi alasan peringatan dini tsunami diakhiri pada Senin (8/7/2019) pukul 00.09 WIB.

Baca juga : Gempa 6,0 SR guncang Mamberamo Raya

Bupati Sarmi: Gempa 6,3 SR tak akibatkan korban jiwa

Puluhan wisatawan asing dicari paska gempa tektonik NTB

Warga Tobelo, Ibu Kota Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara tetap mewaspadai kemungkinan terjadi gempa susulan, setelah BMKG mengumumkan gempa berkekuatan 7,1 SR yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M 7,0 pada Minggu (7/7).

Salah satu tokoh masyarakat Tobelo, Jopi Soselissa, mengatakan warga setempat tetap mewaspadai gempa susulan karena saat guncangan pada Minggu itu terasa di daerah setempat.

“Warga khawatir sehingga tetap ihtiar sambil mengikuti perkembangan informasi dari BMKG,” ujar Jopi.

Ketua Yayasan Rumah Sakit Bethesda GMIH Tobelo itu, mengakui guncangan gempa memang terasa di Tobelo, sehingga masyarakat setempat bersiaga karena khawatir terjadi tsunami. BMKG sempat memberikan peringatan dini tsunami yang dinyatakan berakhir pada Senin, sekitar pukul 00.09 WIB.

“Khawatir memang karena gempa tergolong skala besar sehingga mewaspadai tsunami maupun kemungkinan terjadi kerusakan yang tidak diinginkan,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply