Meminta Presiden menampung aspirasi itu dan akan mengedapankan pendekatan-pendekatan kultural untuk persoalan di Papua.
Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jakarta, Jubi – Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan harapan dan aspirasi dari masyarakat dan gereja di Papua untuk menciptakan suasana damai di daerah itu. Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, di istana Merdeka, Selasa, (5/3/2019).
“Akhiri segala bentuk kekerasan, pertikaian dan pelanggaran HAM yang terjadi di Papua,” kata Sekretaris Umum PGI, Pendeta Gomar Goeltom MTh.
Berita terkait : Siaran Pers Persekutuan Gereja-Gereja Di Indonesia (PGI) Terkait Peristiwa di Nduga, Papua
Gomar meminta Presiden menampung aspirasi itu dan akan mengedapankan pendekatan-pendekatan kultural untuk persoalan di Papua. Gomar juga mengakui Papua sedang menghadapi tantangan intoleransi. Hal itu ia katakan saat menanggapi adanya pemindahan makam karena beda agama.
“Tapi ini buah perjalanan panjang dari pembiaran yang terlalu lama dari kelompok kelompok intoleran yang berlangsung selama ini di negara ini,” kata Gomar menambahkan.
Namun mengemukakan bahwa tendensi intoleransi di Papua belakangan ini menurun. Bahwa ada pemindahan makam yang terjadi di beberapa tempat seperti di Gorontalo dan tempat-tempat lain, motifnya lebih karena pilkada atau Pemilu.
“Jadi tidak semua kasus yang terjadi belakangan ini murni karena intoletansi agama, tapi juga karena pilihan politik. Saya pikir kita juga ‘aware’ soal ini sehingga tidak menyamaratakan segala kasus yang ada,” kata Gomar menjelaskan.
Berita lain : Dewan Gereja Dunia : Masalah di Papua masih sama dengan masalah 20 tahun lalu
Secara umum PGI menilai tidak ada penambahan signifikan kasus-kasus intolerensi seperti penutupan rumah ibadah. Yang ada masih efek kasus-kasus lama yang belum terselesaikan sampai sekarang.
Sementara itu Ketua PGI pusat, Pdt Hendriette Hutabarat Lebang, menyatakan lembaganya mendukung pelaksanaan Pemilihan Umum 2019agar aman dan damai.
“Kami juga berbicara mengenai dukungan semua umat kristiani untuk menyukseskan Pemilu 2019 yaitu pilpres dan pileg,” kata Pendeta Hendriette Hutabarat.
PGI berharap Pemilu 2019 yang merupakan pesta demokrasi setiap lima tahun, dapat berlangsung dengan damai.
“Setiap warga negara mesti ikut bersama-sama bertanggung jawab dan kita sama-sama datang ke TPS untuk menentukan pemimpin di masa depan yang akan membawa bangsa kita ke arah damai sejahtera,” kata Hendriette menambahkan.
Menurut Hendriette, Presiden Jokowi sangat gembira dengan upaya positif yang dilakukan PGI. Ia menyebutkan semua pihak harus saling menghargai walaupun pilihan politiknya berbeda.
“Kita harapkan semua merayakan pesta demokrasi itu dengan jujur dan tulus, demi kemaslahatan rakyat,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol