Tercatat banjir bandang di daerah tersebut terjadi sejak 2 Juni 2019 dan merusak sejumlah infrastruktur sehingga mengisolir kawasan.
Papua No. 1 News Portal | Jubi,
Kendari, Jubi – Masa tanggap darurat banjir di Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, diperpanjang hingga dua pekan. Tercatat banjir bandang di daerah tersebut terjadi sejak 2 Juni 2019 dan merusak sejumlah infrastruktur sehingga mengisolir kawasan.
“Berdasarkan data dari BNPB Konawe Utara menyatakan bahwa tanggap darurat diperpanjang 14 hari terhitung mulai 16 Juni hingga 29 Juni 2019,” kata Kabag Humas Pemkab Konawe Utara, La Ode Aminuddin, Senin, (17/6/2019)
Baca juga : Bantuan bencana banjir hampir Rp23 miliar
Tim SAR cari korban terseret banjir di Morowali
Bupati Jayapura: Relokasi untuk kebaikan warga terdampak banjir
Tercatat data dari BNPB Kabupaten Konawe Utara jumlah pengungsi yang terdampak bencana banjir tersebut sebanyak 2.217 keluarga terdiri dari 8.515 jiwa, sedangkan yang terdampak banjir di 47 desa dan empat kelurahan yang tersebar di enam kecamatan sebanyak 18.765 orang.
Enam kecamatan yang tergenang air akibat meluapnya sungai Sungai Lalindu, Sungai Walasolo, dan Sungai Wadambali adalah Kecamatan Andowia, Kecamatan Asera, Kecamatan Landawe, Kecamatan Langgikima, Kecamatan Oheo, Kecamatan Wiwirano, dan Kecamatan Motul.
“Banjir juga mengakibatkan 370 unit rumah hanyut dan 1.837 unit terendam air. Pada saat banjir melanda, ketinggian air mencapai tiga hingga empat meter,” kata La Ode menjelaskan.
Tercatat banjir juga merendam delapan bangunan masjid, sedangkan fasilitas umum yang ikut terdampak terdiri empat buah jembatan hanyut, satu buah terendam air kemudian empat unit puskesmas, tiga unit puskesmas pembantu, satu unit gudang obat, kemudian tiga pasar tradisional, serta satu ruas jalan Trans Sulawesi.
Baca juga : Pagar tembok Pasar Pharaa Sentani roboh dihantam banjir bandang
Balobe Fotography Papua salurkan bantuan untuk korban banjir Sentani
Pemprov Sulut bantu Rp1 miliar untuk korban banjir Sentani
Sedangkan sekolah dasar yang terendam sebanyak 10 unit, sekolah menengah pertama sebanyak tiga unit, dan Taman Kanak-Kanak sebanyak 17 unit.
Kerugian pertanian dan perikanan meliputi 970,3 hektare areal persawahan terendam banjir, 83,5 hektare areal tanaman jagung juga terendam air, dan lainnya seperti sebanyak 11 hektare, “Serta areal tambak yang tergenang air sebesar 420 hektare,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol