Papua No. 1 News Portal | Jubi
Paris, Jubi – Badan Kebudayaan PBB atau UNESCO menyerukan perlindungan warisan budaya Afghanistan dan memastikan lingkungan yang aman bagi para seniman. Pernyataan itu disampaikan beberapa hari setelah Taliban berkuasa di Kabul.
Afghanistan adalah rumah bagi dua situs Warisan Dunia UNESCO, termasuk Lembah Bamiyan, tempat Taliban meledakkan dua patung Buddha raksasa sebelum kelompok Islam itu digulingkan dari kekuasaan pada 2001.
“Di tengah peristiwa yang berlangsung dengan cepat, dan 20 tahun setelah penghancuran yang disengaja terhadap Bamiyan Buddha, sebuah situs Warisan Dunia, Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay menyerukan pelestarian warisan budaya Afghanistan,” kata UNESCO dalam sebuah pernyataan, Kamis, (19/8/2021) kemarin. .
Baca juga : Taliban kuasai istana presiden afghanistan, PBB : lindungi hak perempuan dan anak
Lari dari Afghanistan, cerita warga ketika Taliban berhasil kuasai negaranya
Taliban kuasai Afghanistan, sejumlah negara evakuasi warganya di negara tersebut
UNESCO mengatakan beragam warisan dan situs budaya Afghanistan merupakan bagian integral dari sejarah dan identitas Afghanistan dan penting bagi umat manusia secara keseluruhan.
“Sangat penting bagi masa depan Afghanistan untuk menjaga dan melestarikan tonggak bersejarah ini,” kata UNESCO lebih lanjut.
Sementara itu puluhan diplomat Amerika Serikat di Afghanistan pada Juli telah mengirim telegram internal untuk memperingatkan Menteri Luar Negeri Antony Blinken tentang potensi jatuhnya Kabul ke Taliban ketika pasukan AS menarik diri dari negara itu.
Surat kabar The Wall Street Journal pada Kamis (19/8/2021) kemarin menulis telegram rahasia yang dikirim diplomat AS melalui suatu saluran untuk perbedaan pendapat ditandatangani pada 13 Juli.
Pesan dalam telegram itu menyampaikan rekomendasi tentang cara-cara untuk mengurangi krisis dan mempercepat evakuasi di Afghanistan. Sedangkan pemerintahan Presiden Joe Biden telah dikritik karena meninggalkan upaya untuk membawa para diplomat Amerika Serikat dan warga negara lainnya serta sekutu Afghanistan untuk keluar dari negara itu sampai setelah pengambilalihan Taliban berlangsung dengan lancar. Namun, para pejabat AS menolak untuk mengonfirmasi keterangan spesifik atau membagikan isi dari telegram tersebut.
“Saya pikir telegram tersebut mencerminkan apa yang telah kami katakan selama ini, di mana tidak ada yang benar dalam memprediksi bahwa pemerintah dan tentara Afghanistan akan runtuh dalam hitungan hari,” kata wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jonathan Finer. (*)
Editor : Edi Faisol