Taliban kuasai Afghanistan, Presiden Ghani kabur dengan banyak uang tunai

Uang Papua
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Moskow, Jubi – Kedutaan Besar Rusia di Kabul mengatakan bahwa Presiden Ashraf Ghani telah meninggalkan Afghanistan dengan empat mobil dan satu helikopter yang dipenuhi uang tunai, bahkan sejumlah uang tertinggal karena tidak semuanya berhasil dimasukkan.

Read More

Ghani, yang keberadaannya saat ini tidak diketahui, mengatakan dia meninggalkan Afghanistan pada Minggu (15/8/2021) ketika Taliban mengambil alih Kabul hampir tanpa perlawanan. Ghani mengeklaim dia ingin menghindari pertumpahan darah.

“Empat mobil penuh dengan uang, mereka coba memasukkan sebagian uang itu ke dalam helikopter, tetapi tidak semuanya muat. Dan sebagian uang itu dibiarkan tergeletak di landasan,” kata juru bicara kedutaan Rusia di Kabul, Nikita Ishchenko, dikutip kantor berita RIA.

Baca juga : Kondisi terbaru bentrok Taliban-Afghanistan, mayat bergelimpangan di jalan 

Taliban terus kuasai sejumlah kawasan di Afghanistan, kali ini rebut perbatasan Pakistan

Ratusan tentara Afganistan tewas dan terluka oleh serangan Taliban

Ischenko membenarkan pernyataannya kepada Reuters. Dia mengutip “saksi” sebagai sumber informasinya. Meski Reuters tidak dapat secara independen mengonfirmasi kebenaran dari saksi tersebut.

Rusia mengatakan akan mempertahankan keberadaan diplomatik di Kabul dan berharap mengembangkan hubungan dengan Taliban bahkan ketika mengatakan pihaknya tidak terburu-buru untuk mengakui mereka sebagai penguasa negara itu dan  akan mengamati dengan cermat perilaku Taliban.

“Adapun keruntuhan rezim (yang mundur), itu paling jelas ditandai dengan cara Ghani melarikan diri dari Afghanistan,” kata Ishchenko menambahkan.

Perwakilan khusus Presiden Vladimir Putin di Afghanistan, Zamir Kabulov, mengatakan sebelumnya tidak jelas berapa banyak uang yang akan ditinggalkan oleh pemerintah yang melarikan diri itu.

“Saya berharap pemerintah yang melarikan diri tidak mengambil semua uang dari anggaran negara. Ini akan menjadi landasan anggaran jika ada yang tersisa,” kata Kabulov kepada stasiun radio Ekho Moskvy di Moskow.

Tak hanya presiden Ghani, tercatat Gubernur bank sentral Afghanistan Ajmal Ahmady telah melarikan diri dari Kabul. Ia mempertanyakan kesetiaan pasukan keamanan Afghanistan dan menyalahkan Presiden Ashraf Ghani serta penasihatnya yang tidak berpengalaman atas jatuhnya negara itu ke Taliban dengan cepat dan kacau.

Melalui akun Twitternya, Ajmal Ahmady merinci bagaimana dia bekerja di bank sampai militan berada di gerbang kota Kabul. Ahmady mengatakan bahwa pasokan dolar AS berkurang.

“Pada hari Minggu saya mulai bekerja. Laporan sepanjang pagi semakin mengkhawatirkan. Saya meninggalkan bank dan meninggalkan deputi yang bertanggung jawab. Saya merasa tidak enak meninggalkan staf,” katanya.

Ia menyayangkan kondisi negaranya tidak harus berakhir seperti itu. “Saya muak dengan kurangnya perencanaan apa pun oleh kepemimpinan Afghanistan. Melihat di bandara mereka pergi tanpa memberi tahu orang lain,” kata Ahmady.

Ahmady mengatakan kedatangan Taliban di Kabul, seminggu setelah kelompok gerilyawan itu merebut ibu kota provinsi, Zaranj.

Ahmady ditunjuk sebagai pelaksana tugas Gubernur Bank Sentral Afghanistan lebih dari setahun yang lalu, setelah sebelumnya bekerja di Kementerian Keuangan AS, Bank Dunia dan ekuitas swasta, menurut biografi singkat yang diposting di situs web pemerintah.

“Tampaknya sulit dipercaya, tetapi masih ada kecurigaan mengapa (Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan) meninggalkan pos begitu cepat,” kata Ahmady, merujuk pada klaim beberapa pemimpin milisi pro-pemerintah bahwa penyerahan tentara di Afghanistan utara adalah hasil dari sebuah konspirasi.

Ahmady tidak menanggapi email dan pesan Reuters yang meminta pernyataan. Pernyataan Ahmady berasal dari akun Twitternya yang terverifikasi. Sumber Bank Dunia yang telah berkorespondensi dengan Ahmady mengatakan bahwa akun tersebut asli.

Seiring kemajuan Taliban, Ahmady mengatakan pasar mata uang Afghanistan panik, terutama setelah Bank Sentral pada Jumat diberitahu tidak akan menerima dolar lagi, mendorong harga mata uang Afghanistan, turun tajam.

“Saya mengadakan pertemuan pada Sabtu untuk meyakinkan bank dan penukar uang untuk menenangkan mereka. Saya tidak percaya itu adalah satu hari sebelum Kabul jatuh,” kata Ahmady.

Dia mengatakan mata uang turun sejauh 100 terhadap dolar, penurunan sekitar 23 persen, sebelum stabil di 86.

Ahmady mengatakan dia naik pesawat militer di tengah kekacauan di landasan setelah penerbangan komersial yang dia pesan dibanjiri penumpang. Tidak jelas pesawat militer mana yang dia naiki dan dia tidak menyebutkan tujuannya.

“Ada keributan. Beberapa tembakan dilepaskan. Entah bagaimana, rekan dekat saya mendorong saya ke atas pesawat,” katanya. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply