Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Perusahaan Taiwan masing-masing Foxconn dan TSMC, telah mencapai kesepakatan membeli 10 juta dosis vaksin Pfizer dari perusahaan Jerman BioNTech seharga $350 juta, atau setara Rp5,074 triliun untuk disumbangkan pada pemerintah Taiwan.
Foxconn dan TSMC adalah dua perusahaan besar penyuplai Apple Inc. Pembelian vaksin dua perusahaan menjadi salah satu opsi dari pemerintah Taiwan menyediakan kebutuhan vaksin, setelah berbulan-bulan gagal untuk mendapat vaksin dari BioNTech.
Baca juga : Taiwan karantina 400 orang kasus Covid-19 di hotel Bandara
Taiwan kembali temukan infeksi setelah 8 bulan bebas Covid-19
Selewengkan jabatan hingga kolega terinfeksi Covid-19, pejabat Taiwan dicopot
Taiwan menuding Cina menjadi penyebab kegagalan mereka mendapatkan vaksin dari BioNTech, meski pemerintah Taiwan pada awal tahun sudah menyepakati perjanjian pembelian vaksin.
Meski Cina telah membantah tudingan Taiwan tersebut.
pemerintah Taiwan memang telah mengizinkan pendiri Foxconn Terry Gou dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) mewakili mereka dalam menegosiasikan vaksin, setelah muncul tekanan dari masyarakat agar program vaksinasi terus berjalan.
Agen penjualan BioNTech di wilayah China, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group, pada Minggu, (11/7/2021) kemarin menyatakan kesepakatan telah tercapai tapi belum mengungkapkan waktu pengiriman vaksin.
Di laman Facebooknya Gou mengucapkan rasa syukur kesepakatan ini telah tercapai. “Tapi kami tidak boleh santai, karena kami akan terus bekerja keras untuk memastikan waktu dan kuantitas pengiriman,” kata Gou.
Ia menyatakan vaksin akan dikirim langsung dari Jerman. “Saya meyakini vaksin ini akan membantu rakyat Taiwan meningkatkan kepercayaan diri dan juga ketenangan di hadapan pandemi,” katanya.
Gou juga mengatakan pemerintah Cina tidak ikut campur dalam negosiasi tersebut. Dalam proses negosiasi setelah proposal diajukan.
Seorang sumber Reuters yang terlibat dalam negosiasi ini memperkirakan gelondongan pertama vaksin akan tiba paling cepat awal September, tapi ia tidak mengetahui jumlah dosisnya.
BioNTech hingga saat ini belum berkomentar tentang kesepakatan tersebut. Sebelumnya drama kegagalan Taiwan mendapatkan vaksin dari BioNTech sempat menjadi pemberitaan di seluruh dunia. Salah satu yayasan Buddha terbesar di Taiwan, Tzu Chi, juga sempat berupaya mendatangkan vaksin ke negaranya.
Selain dari BioNTech, Taiwan telah memesan jutaan dosis vaksin dari AstraZeneca dan Moderna, sementara Amerika Serikat dan Jepang telah mendonasikan hampir 5 juta dosis untuk mempercepat program vaksinasi. (*)
CNN indonesia
Editor : Edi Faisol