Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Sejumlah 40 warga Kampung Wambakom, Distrik Serambakom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada Selasa (14/12/2021) dilaporkan mengungsi dan berlindung di Gereja Katolik setempat. Para warga itu mengungsi setelah terjadi pembakaran SMP Negeri Serambakom pada Selasa.
Kantor Berita Antara melansir pernyataan Kepala Kepolisian Resor Pegunungan Bintang, AKBP Cahyo Sukarnito yang menyebut para pengungsi itu terdiri dari wanita, anak-anak, dan orang lanjut usia. Cahyo menyatakan aparat TNI/Polri ditembaki kelompok bersenjata saat membantu mengevakuasi para warga mengungsi ke gereja.
Menurut Cahyo, kontak tembak antara pasukan gabungan TNI/Polri dan kelompok bersenjata itu berlangsung satu jam lebih. Ia menyatakan tidak ada korban dalam kontak tembak yang terjadi dari pukul 09.50 hingga 11.15 WP itu.
Baca juga: Pemkab Pegubin tunggu hasil penyelidikan polisi terkait kebakaran SMAN 1 Oksibil
Cahyo menyatakan pembakaran bangunan SMP Negeri Serambakom terjadi pada pukul 09.00 WP, dilakukan oleh kelompok bersenjata. “Aksi pembakaran yang diduga dilakukan KKB diawali bunyi tembakan. Namun personel yang bertugas di wilayah itu tidak merespon,” kata Cahyo kepada Antara.
Sekitar pukul 11.45 WP, asap kembali muncul dari sekitar lokasi SMP Negeri Serambakom. Cahyo menyatakan pasukan gabungan TNI/Polri masih bersiaga, namun belum dapat diturunkan ke Serambakom, karena daerah yang diapit perbukitan rawan menjadi sasaran penembakan.
Pembakaran fasilitas umum di Kabupaten Pegunungan Bintang semakin kerap terjadi sejak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) membakar sejumlah fasilitas publik di Distrik Kiwirok 13 September 2021. Dalam insiden itu, seorang tenaga kesehatan bernama Gabriel Melani wafat. Jenazahnya ditemukan di dalam jurang beberapa hari setelah kejadian.
Baca juga: Pastor Dekan Pegubin minta investigasi independen peristiwa Kiwirok
Peristiwa serupa terjadi di Distrik Okhika pada 14 September 2021, ketika kelompok bersenjata membakar puskesmas, perumahan tenaga kesehatan, bangunan SD dan SMP, rumah guru serta balai kampung di sana. Pada Minggu lalu (5/12/2021) juga terjadi pembakaran gedung SMA Negeri 1 Oksibil, dan AKBP Cahyo Sukarnito menyatakan kepada Antara bahwa gedung itu dibakar kelompok bersenjata.
Terkait gedung SMA Negeri 1 Oksibil itu Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang, drg Aloysius Giyai pada Senin (6/12/2021) mengatakan pihaknya telah mendatangi bangunan yang terbakar. “Saya baru saja pulang dari TKP, dan memang ada kejanggalan. Apakah terbakar atau dibakar, kita masih tunggu hasil penyelidikan polisi,” kata Giyai saat dihubungi melalui panggilan telepon.
Ia menepis kemungkinan gedung sekolah itu terbakar karena ada hubungan arus pendek. “Kalau terbakar, di situ kan listrik tidak menyala. Jadi korsleting listrik tidak mungkin,” kata Giyai. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G