Siswa SMP dan SMA di Nabire akan mulai bersekolah pada Senin

Papua
Ilustrasi siswa SMP di Papua - Jubi. Dok 

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Nabire, Jubi – Para siswa sejumlah Sekolah Menengah Atas atau SMA dan sederajat, serta siswa sejumlah Sekolah Menengah Pertama atau SMP dan sederajat di Kabupaten Nabire, Papua, akan mulai bersekolah lagi pada Senin (10/8/2020) mendatang. Akan tetapi, Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Taman Kanak-kanak, dan Pendidikan Anak Usia Dini di Nabire belum diizinkan membuat kegiatan belajar mengajar secara bertatap muka.

Hal itu dinyatakan Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Nabire, Daniel Maipon di Nabire pada Jumat (7/8/2020). Menurutnya, ujicoba itu akan diikuti Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang memenuhi syarat.

Read More

“Kegiatan belajar mengajar akan berjalan sejak Senin, namun hanya untuk tingkat SMP, MTs, SMA, SMK, [dan] MA. Akan tetapi, saya minta protokol kesehatan harus dipertegas dan dilaksanakan,” tegas Maipon kepada Jubi di Nabire, Jumat.

Menurutnya, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar itu hanya berlangsung antar pukul 08.00 hingga pukul 12.00 Waktu Papua. Menurutnya, setiap kegiatan belajar mengajar secara bertatap muka itu menjaga jarak aman antar orang, sehingga hanya boleh dihadiri sejumlah 50 persen dari kapasitas maksimal ruang kelas yang dipakai. “Kurang dari pada itu, [50 persen kapasitas kelas] juga bisa,” kata Maipon.

Baca juga: Jayawijaya sedang kaji proses belajar tatap muka di sekolah

Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Nabire itu menyatakan setiap sekolah harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Semua guru dan siswa diwajibkan menggunakan masker. Kewajiban yang sama berlaku bagi orangtua murid yang mengantarkan anaknya bersekolah.

Selain itu, di depan setiap ruang kelas harus disediakan tempat cuci tangan. Setiap hari, setiap kelas yang sudah dipakai untuk kegiatan belajar mengajar harus disemprot dengan disinfektan.

Meskipun demikian, Maipon menyatakan pihaknya melarang kegiatan belajar mengajar bagi para siswa Sekolah Dasar (SD), Taman Kanak-kanak (TK), dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dilakukan dengan bertatap muka. Kegiatan belajar mengajar bagi para siswa SD, TK, dan PAUD harus tetap dilakukan secara jarak jauh, baik dengan kelas daring ataupun dengan sistem belajar mandiri.

“Khusus untuk PAUD, TK dan SD masih tetap memberlakukan sistem pembelajaran daring dan mandiri. Bagi sekolah yang bisa menggunakan internet, dipersilahkan [menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara daring]. Apabila tidak, maka tetap dapat menggunakan sistem belajar mandiri, sesuai cara dan konsep masing-masing sekolah,” kata Maipon.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Nabire, Yulianus Pasang, mengatakan pihaknya telah mendata sekolah yang dinilai memenuhi syarat untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar secara bertatap muka mulai 10 Agustus 2020. SMP yang sudah memenuhi syarat diantaranya, SMP Santo Antonius, SMP Negeri 1, 2, 3, 4, 5, 7, dan 8 Nabire, SMP Negeri 1 Distrik Makimi. SMA yang dinilai memenuhi syarat adalah SMA YPPK Adhi Luhur, SMA Negeri 1, 2 dan 3 Nabire, serta beberapa sekolah lainnya.

Pasang menyatakan kebanyakan di sekolah di dalam kota sudah dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara bertatap muka, sesuai rekomendasi. Akan tetapi, ada pula sekolah yang dinilai belum memenuhi syarat untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara bertatap muka, misalnya SMK Negeri 4 Nabire.

Baca juga: Stiper Santo Thomas Aquinas wisuda daring 198 sarjana

“Untuk PAUD, TK dan SD, [sementara belum bisa menyelenggarakan] kegiatan belajar mengajar [secara bertatap muka]. Artinya, jalan dulu SMP dan SMA serta SMK. Nanti, setelah evaluasi, kalau sudah bagus dan protokol kesehatan sudah dilaksanakan, barulah [kegiatan belajar mengajar secara bertatap muka dapat diuji cobakan bagi para siswa] TK, SD, dan PAUD. Jadi, kita lihat perkembangannya seperti apa, tentunya kami akan rapat dengan para kepala sekolah,” kata Pasang.

Pasang menyatakan pihaknya akan memantau pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara bertatap muka itu. Ia ingin memastikan agar tidak ada anak didik yang berkeliaran pada saat jam pelajaran berlangsung.

Pasang meminta masyarakat melaporkan setiap siswa yang kedapatan membolos kepada Dinas Pendidikan Nabire dan Satuan Polisi Pamong Praja Nabire. “Setelah tatap muka nanti, kami akan lakukan sweeping. Jangan sampai ada siawa yang membolos dan berkeliaran di luar [sekolah],” kata Pasang.

Pasang berharap seluruh kepala sekolah dan guru dapat meluangkan tenaga dan pikirannya untuk memastikan kegiatan belajar mengajar itu memenuhi protokol kesehatan Covid-19. Para orangtua siswa juga diharapkan menyiapkan anak mereka dengan memberikan bekal, masker, dan mengingatkan anak mereka untuk menjalankan protokol kesehatan.

“Kepada guru, saya harap menyiapkan pelayanan pendidikan secara lebih matang. Orangtua harus memberi bekal untuk anak [mereka], karena di sekolah tidak ada kantin [yang buka],” pesan Pasang.(*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply