Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Pemerintah Arab Saudi mengutuk keras penyerangan di Nice, Prancis yang mengakibatkan tiga orang tewas. Saudi menyatakan tindakan terorisme tidak bisa dibenarkan dan tidak sesuai dengan ajaran agama apapun.
“Kami mengutuk keras dan mengecam serangan teroris yang terjadi di Nice, Prancis, yang mengakibatkan kematian dan cedera sejumlah orang,” tulis Kementerian Luar Negeri Saudi, mengutip AFP, Kamis (29/10/2020) kemarin.
Baca juga : Usai pembunuhan Samuel Paty, giliran Wali Kota Prancis diancam akan dibunuh
Pemenggalan guru terkait karikatur Nabi, presiden Prancis tutup masjid
Pemenggalan guru, polisi Prancis buru kelompok ekstremis
Saudi menegaskan tindakan terorisme juga tidak bisa dikaitkan dengan ajaran agama dan kepercayaan apapun. Tindakan terorisme jelas bertentangan dengan ajaran semua agama dan akal sehat manusia. “Dan kami menegaskan betapa pentingnya menolak semua tindakan yang didasari kebencian, kekerasan dan ekstremisme,” tulis kementerian itu lebih lanjut.
Presiden AS Donald Trump juga menyampaikan bela sungkawa kepada Prancis atas penyerangan mematikan tersebut. Dia mengatakan Amerika Serikat mendukung Prancis melawan segala bentuk terorisme.
“Hati kami bersama warga Prancis. Amerika Serikat berdiri di samping sekutu tertua dalam pertarungan ini pertarungan ini,” kata Trump lewat akun Twitter pribadinya, Kamis kemarin.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengucapkan bela sungkawa terutama kepada umat Katolik lantaran penyerangan terjadi di sekitar Gereja Notredame Basilica. Macron menyebut penyerangan itu wujud kegilaan terorisme Islam. Dia mengatakan Prancis saat ini sedang diserang.
“Sekali lagi, pagi ini, tiga warga kami menjadi korban di Nice dan sangat jelas bahwa Prancis sedang diserang,” kata Macron.
Penyerangan terjadi di sekitar Gereja Notredame Basilica, Nice, Prancis. Tiga orang tewas, satu di antaranya dipenggal oleh pelaku yang kini telah ditangkap. Laporan AFP menyebutkan penyerangan menggunakan pisau itu diduga kuat dilakukan warga Tunisa bernama Brahim Aouissaoui. Pria berusia 21 tahun tersebut dikabarkan belum lama tiba di Eropa. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol