“Pertempuran itu (merupakan) kekerasan yang jarang terjadi, yang dikombinasi oleh peluru artileri dan penggunaan kendaraan kamikaze oleh musuh,”
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Niamey, Jubi – Serangan gerilyawan ISIS dan Al Qaida menewaskan 71 tentara di kamp militer terpencil di Niger, dekat perbatasan dengan Mali. Juru bicara militer pada Rabu, menyebutkan dalam penyerbuan mematikan terhadap militer Nigeria sepanjang sejarah.
Gerilyawan tersebut melancarkan serangan mematikan di seluruh kawasan Sahel Afrika Barat tahun ini meski adanya komitmen dari ribuan pasukan kawasan dan asing untuk memerangi mereka.
Baca juga : Serangan ISIS tewaskan pasukan keamanan Irak Australia gagalkan rencana serangan ISIS di Sydney
ISIS klaim serangan pertamanya di Kongo
Kekerasan yang melanda Mali dan Burkina Faso meningkat, menyebabkan sejumlah petak wilayah tanpa pemerintahan, tetapi juga meluas ke Niger, yang memiliki perbatasan panjang dan berpori dengan dua negara tetangganya.
“Ratusan gerilyawan menyerang markas di Kota Inates, Niger barat selama tiga jam pada Selasa sore,”kata juru bicara militer, Kolonel Boubacar Hassan melalui stasiun TV pemerintah.
Insiden terjadi di tempat yang sama saat ISIS cabang Afrika Barat menewaskan hampir 50 tentara Niger dalam dua serangan pada Mei dan Juli.
“Pertempuran itu (merupakan) kekerasan yang jarang terjadi, yang dikombinasi oleh peluru artileri dan penggunaan kendaraan kamikaze oleh musuh,” kata Hassan menambahkan.
Ia menyebutkan 12 tentara lainnya terluka dan sejumlah lainnya hilang, sementara jumlah signifikan gerilyawan juga ikut tewas.
Dua sumber keamanan, yang identitasnya dirahasiakan, menyebutkan 30 tentara masih belum ditemukan.
Presiden Mahamadou Issoufou tiba di Niger pada Rabu malam setelah mempersingkat kunjungannya ke Mesir. Serangan tersebut terjadi di akhir tahun maraknya kekerasan di Inates, komunitas penggembala ternak di dekat pinggiran Sungai Niger, 200 kilometer dari utara ibu kota Niamey.
Selain penyerbuan terhadap militer, gerilyawan yang ingin menegaskan kontrol juga menargetkan warga sipil, menewaskan dua kepala desa tahun ini, menurut dua sumber setempat. (*)
Editor : Edi Faisol