Seniman Papua jangan menggantungkan nasib kepada pemerintah

Musisi di Papua
Foto ilustrasi, konser musik Komunitas Rasta Kribo (KORK) Papua di taman Imbi Jayapura kota, Papua - Jubi/ Agus Pabika

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Nabire, Jubi – Pegiat Seni Rupa Elya Alexander Tebay mengatakan seniman di Papua seharusnya tidak menggantungkan nasibnya kepada pemerintah. Para seniman Papua harus memberdayakan diri mereka, dan terus berkarya.

“Kebanyakan seniman di Papua  masih beranggapan bahwa pemerintah yang akan menolong, membantu mendanai seniman untuk mengembangkan potensi, itu sangat salah. Potensi itu ada pada diri kita, sehingga kita yang harus menggali keluar,” katanya kepada Jubi, Jumat (12/2/2021).

Read More

Tebay menyayangkan saat ini tidak ada sanggar seni yang muncul dan menjadi penggerak perkembangan seni di Papua. “Karena, mereka tidak memberdayakan dirinya. Kami seniman yang harus mengeksplorasi diri, berkreasi, menunjukkan hal hal yang baru, harus dari diri kita,” kata Tebay.

Tebay menyatakan dalam sejumlah pertemuan dirinya sudah pernah menyampaikan agar seniman tidak boleh berharap kepada pemerintah. “Kami ini seniman dunia, mengapa kami harus berharap kepada pemerintah? Kami harus belajar mengangkat diri sendiri dengan karya. Kalau hidup bergantung kepada pemerintah, kami tidak akan berkembang,” katanya.

Baca juga: Pelajaran seni rupa di sekolah bisa kembangkan bakat dalam beragam profesi

Ia juga mengajak para seniman untuk terus berkarya, dan jangan berkarya untuk memanfaatkan perhelatan seni yang dibuat pemerintah. Ia mengingatkan, seorang seniman jangan hanya berkarya saat akan ada perhelatan seni. “[Jika seniman hanya berkarya untuk perhelatan seni], kesenian dan kebudayaan kita tidak akan terberdaya,” ujarnya.

Tebay mengapresiasi sejumlah seniman yang konsisten berkarya, dan tidak menggantungkan hidup dari pemerintah. Ia mengajak para seniman saling bersolidaritas untuk bersama-sama membuat sendiri perhelatan seni yang bagus. “Kemampuan menggalang kebersamaan itu harus dibangun, sesuatu itu dari diri kita, dan kita yang memelihara,” katanya.

Di antara beragam ranah seni dan para seniman, para musisi Hip-hop di Papua boleh disebut sebagai kelompok seniman yang mampu secara mandiri mengasah kemampuan dan berkarya. Mereka juga mampu membangun beragam gerakan bersama generasi muda untuk memopulerkan musik Hip-hop.

Anggota Pace Black Family, Pace Mas EB mengatakan para penyanyi rapper seperti dirinya bernyanyi untuk kemanusiaan, dan secara mandiri membuat beragam acara musik Hip-hop. “Kami mendapatkan kesempatan, tetapi beberapa kali kami membuka [sendiri] ruang untuk bernyanyi bersama rekan-rekan rapper,” ujarnya.

Pace Mas mengatakan, sebagai inisiator Pace Balck Family terus membuka diri untuk merekrut rapper baru. “Kami sudah merekrut anggota baru untuk rapper. Jadi kami bersama generasi muda belajar rap,”katanya. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G 

Related posts

Leave a Reply