Papua No. 1 News Portal | Jubi
Waisai, Jubi – Setelah air sempat naik hingga setinggi paha orang dewasa pada Rabu (10/7/2019), genangan air di sejumlah tempat di Distrik Waisai, Raja Ampat, berangsur surut.
Asrul, sorang warga Waisai yang dihubungi Jubi, Kamis (11/7/2019), mengatakan genangan air tersebut disebabkan karena tersumbatnya saluran drainase.
“Saluran drainase tertutup sampah plastic, akibatnya air meluap ke badan jalan saat intensitas hujan tinggi seperti kemarin. Tapi hari ini sudah surut,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Barat, Derek Ampnir, yang dikonfirmasi tidak memberikan keterangan lebih lanjut terkait banjir di Raja Ampat.
“Baik, nanti info lebih lanjut,” ujar Ampnir melalui pesan singkatnya.
Sebelumnya seperti diberitakan Antara, sejumlah rumah dan ruas jalan di Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, terendam banjir yang diakibatkan hujan deras yang mengguyur daerah tersebut sejak Selasa hingga Rabu malam.
Lokasi banjir terparah di pemukiman warga Kobioser dan ruas jalan 30, terutama kawasan depan Kafe Raja dan sekitarnya, tertinggi air hingga paha kaki orang dewasa.
Ruas jalan utama depan Masjid Waisai hingga Bank Papua, dan ruas jalan menuju gedung olahraga hingga depan warung sederhana juga terendam banjir, hingga mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas.
Banyak kendaraan warga baik roda dua maupun roda empat yang mengalami mati atau gangguan mesin saat melintas sejumlah ruas jalan terendam air tersebut.
Jhonny (36) salah seorang warga jalan 30 Waisai yang dihubungi, Rabu (10/7/2019) malam, mengatakan bahwa banjir yang merendam sejumlah ruas jalan di Waisai akibat drainase sudah tertimbun tanah maupun sampah.
Dia mengatakan banjir hingga ketinggian paha kaki orang dewasa di sejumlah ruas jalan utama Kota Waisai, baru kali ini terjadi.
“Tahun-tahun sebelumnya tidak pernah banjir hingga ketinggian paha orang dewasa di ruas jalan utama Waisai meskipun curah hujan tinggi,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah daerah setempat tidak tinggal diam, tetapi mencari solusi guna mengatasi masalah banjir di ibukota daerah wisata Raja Ampat yang sudah terkenal dunia. (*)
Editor: Dewi Wulandari