“Sekali menginfeksi, virus bisa menetap dan berada dalam keadaan dorman sehingga menunjukkan gejala minimal,”
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Tokyo, Jubi – Seorang wanita pemandu tur asal Prefektur Osaka, Jepang, untuk kedua kalinya dinyatakan kembali positif terjangkit virus corona, COVID-19. Pemerintah daerah setempat pada Rabu (26/2/2020) menyatakan wanita pasien berusia sekitar 40 tahun itu teruji positif corona setelah mengalami gejala sakit tenggorokan dan nyeri dada.
“Dia pertama kali dinyatakan positif corona pada akhir Januari, kemudian dipulangkan dari rumah sakit setelah dinyatakan pulih pada 1 Februari,” tulis pernyataan itu.
Baca juga : Virus corona semakin meluas di dunia
Umat Muslim di China sumbang Rp185 miliar tanggulangi corona
Afghanistan temukan kasus corona
Wanita tersebut menjadi pasien pertama dengan kasus infeksi berulang di Jepang di tengah kenaikan jumlah kasus terkonfirmasi corona, yang hingga Kamis mencapai 186 kasus.
Angka tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Jepang, terpisah dari 704 kasus yang terjadi di kapal pesiar Diamond Princess, yang sebelumnya dikarantina di pelabuhan Yokohama.
Meskipun laporan itu dikonfirmasi sebagai yang pertama di Jepang, kasus infeksi kedua kali pada orang yang sama telah dilaporkan muncul di China, negara tempat wabah bermula. Sejauh ini, wabah tersebut telah menyebar luas dan cepat, dengan total 80.000 orang terinfeksi secara global dan 2.800 di antaranya menjadi korban jiwa. Sebagian besar kasus infeksi dan kematian terjadi di dalam negeri China.
“Sekali menginfeksi, virus bisa menetap dan berada dalam keadaan dorman sehingga menunjukkan gejala minimal,” kata Profesor Mikrobiologi dan Patologi Sekolah Kedokteran Universitas New York, Philip Tierno Jr.
Menurut Tierno, manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala yang memburuk jika virus itu menemukan jalan menuju paru-paru.
Wabah virus corona muncul di Jepang seiring dengan persiapan Olimpiade Tokyo 2020, yang akan digelar akhir Juli mendatang, dan pawai obor yang akan dimulai pada akhir Maret.
Pemerintah Jepang mendesak agar penyelenggaraan acara-acara besar dan kejuaraan olahraga dibatasi untuk dua pekan saja demi menahan penyebaran virus corona. (*)
Editor : Edi Faisol