Sekolah ini hentikan pembelajaran tatap muka usai 11 siswanya tewas saat susur sungai

papua
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – MTs Harapan Baru Ciamis menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) dan kembali menggelar kegiatan belajar daring di rumah usai insiden susur sungai yang menewaskan 11 siswanya di Sungai Cileueur, Ciamis, Jawa Barat pekan lalu. Keputusan itu diambil lantaran sampai saat ini masih dalam suasana berkabung.

Read More

“Sehubungan masih suasana berkabung maka kegiatan kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan di rumah masing-masing dari tanggal 18-23 Oktober 2021,” kata Kepala MTs Harapan Baru Ciamis Idah Faridah, Senin (18/19/2021).

Baca juga : 47 pelajar Kota Jayapura terima santunan beasiswa
Siswa PKL dilindungi BPJS ketenagakerjaan
Program bus sekolah siap diluncurkan di Waibhu

Idah mengatakan  selama penghentian PTM itu diharapkan bisa membantu penulihan untuk korban yang selamat dan para siswa lainnya.

“Sebagai bentuk pemulihan dan trauma healing pascakejadian, semoga musibah ini adalah musibah terakhir, menjadi pengingat dan pelajaran berharga bagi kita semua,” kata Indah menambahkan.

Ia juga menyampaikan permintaan maaf dan belasungkawa atas kejadian mengenaskan tersebut. Selain itu, Idah meminta maaf karena pihaknya baru bisa menyampaikan belasungkawa secara umum karena sebelumnya fokus pada penanganan korban dan kejadian tersebut.

”Permohonan maaf juga baru bisa baru dapat disampaikan saat ini sehubungan kemarin kami masih fokus pada penanganan korban dan masalah yang tekait dengan kejadian ini. Oleh karena itu mohon maklum adanya,” kata Indah menjelaskan.

Kementerian Agama akan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan siswa pendidikan MTs usai 11 orang dilaporkan meninggal dunia dalam susur sungai di Ciamis, Jawa Barat, Jumat (15/10/2021).

Dalam insiden tersebut diketahui siswa dari MTs Harapan Baru Cijantung tengah melakukan latihan Pramuka di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Kegiatan tersebut diikuti oleh 150 siswa kelas 7 dan kelas 8.

“Giat yang berisiko tinggi harus benar-benar memperhatikan aspek keselamatan. Ini akan kami evaluasi,” kata Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, M Ali Ramdhani kepada wartawan, Sabtu (16/10/2021) pekan lalu. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply