Sejumlah 25 kampung terdampak luapan Danau Sentani

Salah satu kampung yang terendam air Danau Sentani - Jubi/Enggel Wally.
Salah satu kampung yang terendam air Danau Sentani – Jubi/Enggel Wally.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi –  Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Jayapura pada Sabtu (16/3/2019), disusul hujan sangat lepat yang mengguyur Kabupaten Jayapura, telah membuat muka air Danau Sentani naik. Permukiman ribuan rumah warga dari 25 kampung di pinggir Danau Sentani pun terendam luapan air danau itu.

Read More

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) Papua Komisaris Besar AM Kamal mengatakan luapan air Danau Sentani merendam ribuan rumah warga di 25 kampung yang berbeda. Di beberapa lokasi, rumah warga terendam hingga 1 meter lebih.

“Dari hasil pemantauan pemukiman warga di tepi Danau Sentani oleh tim Direktorat Polisi Air dan Udara Polda Papua, terdapat 25 kampung yang terdampak luapan danau Sentani,” katanya kepada wartawan di Jayapura, Kamis (21/3/2019). Sejumlah 25 kampung itu diantaranya Kampung Doyo Lama (di tepi danau), Sosiri, Yakonde, Dondai, Kwadeware, Bambrongko, Simporo, Kameyaka, Abar, Atamali, Putali, Sereh, Ifar Besar, Yoboi, Hobong, Yahim, Yobe, Ifale, Nendali, Asei Besar, Ayapo, Puay, Asei Kecil, Nolokla, dan kampung Yokiwa.

“Sebagian besar warga 25 kampung tersebut sudah meninggalkan rumah, namun ada juga warga yang masih bertahan dengan alasan menjaga rumah agar tidak dijarah,” ujar Kamal.

Ia menyatakan polisi terus berpatroli di permukiman yang terkena dampak banjir bandang maupun luapan air Danau Sentani. “Tim yang akan lakukan patroli itu juga mempunyai tugas utama yaitu melakukan evakuasi dan pencarian korban,” katanya.

Kamal mengharapkan tidak ada pihak yang memanfaatkan kondisi para korban yang tekena musibah, apalagi menjarah rumah yang kosong ditinggal penghuninya mengungsi.

Selain merusak rumah warga, luapan air Danau Sentani itu juga mencemari sumber air bersih para warga. Akibatnya, para warga yang bermukim di tepian Danau Sentani kekurangan air bersih.

“Kami sudah 4 hari belum ada air bersih dari pihak manapun dan kami hanya di layani makan,” kata Hesti Ohee salah satu warga Kampung Yoka kepada Jubi, Rabu (20/3/2019).

Ohee menjelaskan sudah empat hari tidak bisa mandi, dan badan mulai gatal-gatal. Ia telah memeriksakan dirinya ke tim kesehatan dan di berikan obat untuk menurunkan rasa gatal tersebut jelasnya.“Pemerintah Kota Jayapura sudah datang berkunjung, akan tetapi kami belum mendapatkan bantuan air bersih,” ujar Ohee. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply