Sebuah kawasan di Afghanistan ini sulit ditaklukkan Taliban

Papua Afghanistan
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Tiga distrik di dekat Lembah Panjshir, timur laut Afghanistan, terdiri dari distrik Deh Saleh, Baon, dan Pul-Hesar, di Provinsi Baghlan disebut sulit ditaklukan oleh milisi Taliban. Pada Minggu (22/8/2021), pasukan perlawanan Taliban mengklaim telah merebut kawasan itu.

Read More

Meski berselang sehari, Taliban mengklaim telah mengepung Lembah Panjshir dan merebut kembali tiga distrik tersebut. Namun pasukan anti-Taliban yang dipimpin oleh Ahmad Massoud juga mengklaim berhasil memukul mundur kelompok tersebut dari basis mereka.

Baca juga :  Taliban kuasai Afghanistan, sejumlah negara evakuasi warganya di negara tersebut 

Taliban kuasai Afghanistan, Presiden Ghani kabur dengan banyak uang tunai

Taliban kuasai istana presiden afghanistan, PBB : lindungi hak perempuan dan anak

Lembah Panjshir terletak 150 kilometer dari utara Ibu Kota Kabul, merupakan pusat perang gerilya Afghanistan yang tak pernah terjamah oleh pasukan asing, bahkan Amerika Serikat sekali pun.

Dari era invasi Uni Soviet hingga Taliban berkuasa pada awal 1990-an, lembah ini teramat sulit ditaklukkan.

Sekitar era 1980-an, para pejuang gerilya di bawah kepemimpinan ayah Massoud, Ahmad Shah Massoud, berhasil menahan pasukan Uni Soviet masuk ke Lembah Panjshir, bahkan ketika Soviet menguasai Kabul dan sebagian wilayah Afghanistan lain.

Ayah Massoud merupakan komandan pasukan Mujahidin dan salah satu tokoh gerilya Afghanistan saat perang dengan Uni Soviet.

Lanskap geografis Lembah Panjshir cukup berperan dalam keberhasilan pasukan gerilya melawan Soviet pada saat itu. Lembah itu terletak di antara pegunungan Hindu Kush dan hanya dapat diakses melalui jalan sempit.

Sebagian besar penduduk Lembah Tanjshir merupakan etnis Tajik. Sebelum Taliban mengambil alih Afghanistan, para pemimpin di Provinsi Panjshir telah meminta pemerintah di Kabul memberi mereka lebih banyak otonomi.

Setelah Soviet menarik diri dari Afghanistan pada 1989, berbagai faksi Mujahidin terpecah menjadi beberapa kelompok baru dan mulai berebut menguasai negara itu.

Ayah Massoud membentuk pasukan Aliansi Utara, sebuah koalisi pasukan Uzbekistan dan Tajik. Pasukan tersebut sempat menduduki Kabul namun kerap dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Setelah sebagian besar wilayah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban pada 1996, Aliansi Utara di bawah kepemimpinan ayah Massoud berhasil mempertahankan Lembah Panjshir dari Taliban dan kelompok militan lainnya.

Lembah Panjshir bahkan menjadi satu-satunya wilayah yang sampai saat ini belum pernah dikuasai Taliban. Ayah Massoud dikenal sebagai “Singa Panjshir telah memimpin berbagai serangan anti-Taliban sampai ia terbunuh oleh Al-Qaidah, sekutu Taliban, dua hari sebelum serangan teroris 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Saat ini, pasukan Aliansi Utara dipimpin oleh Massoud yang telah bersumpah akan melanjutkan tekad sang ayang untuk terus perang melawan Taliban, terutama setelah kembali menguasai Afghanistan baru-baru ini.

Dalam editorial Washington Post, Ahmad Massoud mengklaim anggota militer Afghanistan termasuk beberapa dari unit elit Pasukan Khusus telah bergabung dengannya. Ia juga meminta bantuan barat untuk melawan Taliban. “Kami punya gudang peluru dan senjata yang dikumpulkan sejak jaman ayah saya karena kami tahu hari ini akan datang,” katanya dalam editorial tersebut.

Ia menegaskan jika Taliban berani menyerang Lembang Panjshir, mereka akan mendapat perlawanan keras darinya.

Tambahan senjata juga datang dari militer Afghanistan yang telah bergabung dengannya.

Wakil Presiden Afghanistan, Amrullah Saleh, yang telah mendeklarasikan diri sebagai penjabat presiden usai kejatuhan Kabul ke tangan Taliban pun disebut telah berlindung ke Panjshir. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

 

Related posts

Leave a Reply