Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Proses pembangunan rumah warga yang terdampak banjir bandang dan luapan air Danau Sentani, hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
Banyak penerima manfaat yang mengeluh akibat rumah mereka yang belum bahkan tidak dikerjakan oleh para kontraktor yang mengambil tender pekerjaan rumah tersebut.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw mengatakan, beberapa waktu lalu dirinya telah turun lapangan. Memastikan proses pekerjaan pembangunan dan rehab rumah warga di wilayah pesisir Danau Sentani.
Dari kunjungan tersebut, kata Mathius, masih banyak pekerjaan rumah yang belum diselesaikan.
Selain itu juga, bahan bangunan yang digunakan tidak memenuhi standar atau spesifikasi yang ditetapkan oleh konsultan. “Sangat prihatin dengan kondisi seperti ini, kami sudah perintahkan dinas terkait agar selalu berkoordinasi dengan kepala distrik dan kepala kampung dalam proses pembangunan, selalu diawasi dan dikontrol, ” ujar Bupati Mathius di ruang kerjanya. Jumat ( 4/3/2020).
Menurutnya, proses pekerjaan secara swakelola pada awal rencana, ketika dilaksanakan hingga saat ini tidak ada masalah-masalah yang muncul.
Baca juga:
Kemensos akan bangun 76 unit rumah bagi korban banjir bandang Sentani
Korban banjir bandang Sentani diharapkan mau menerima rumah bantuan pemerintah
Keluhan dari para penerima manfaat atas rumah yang akan dibangun. Kondisi di lapangan telah membuktikan bahwa para pengusaha lokal kita masih perlu banyak soal pekerjaan, apalagi kepercayaan yang telah diberikan ini seharusnya dijaga dan dilaksanakan secara bertanggung jawab.
“Dana bencana itu jika diberikan langsung kepada penerima manfaat, pasti tidak ada masalah seperti ini. 50 juta untuk rumah yang rusak berat, 25 juta untuk rumah rusak sedang dan 10 juta untuk rumah rusak ringan. Penerima manfaat yang mengatur dan melaksanakan proses pembangunan maupun rehab rumah,” .
Rencana swakelola, lanjut Awoitauw, sudah disampaikan dan sosialisasi kepada seluruh Dinas teknis di lingkup Pemerintah Kabupaten Jayapura, hanya saja ada desakan dari para pengusaha lokal yang ingin mengambil bagian dalam proses pekerjaan tersebut.
“Ini kepercayaan besar pemerintah pusat dalam hal ini badan nasional penanggulangan bencana kepada kita dan seluruh masyarakat yang terdampak bencana. Sudah ada pembangunan rumah subsidi sebanyak 300 rumah dan itu sangat luar biasa, kesempatan dan peluang ini seperti tidak dimanfaatkan dengan baik. Jika ada penerima manfaat yang ingin membuat laporan ke pihak berwajib, silahkan saja, ” ucapnya.
Sebelumnya, Nelvis Manobi salah satu masyarakat penerima manfaat mengaku rumahnya di Kampung Homfolo bersama sembilan rumah masyarakat penerima manfaat hingga saat ini belum dibangun atau direhab oleh para kontraktor.
Padahal waktu pelaksanaan tahap pertama sudah mau berakhir pada minggu ini. “Kontraktor yang nakal tolong dievaluasi, rumah kami hingga saat ini belum dikerjakan hingga selesai. Dinas teknis, anggota dewan yang terhormat harusnya turun langsung ke lapangan untuk memastikan semua proses pekerjaan yang dilakukan oleh para pengusaha lokal kita, ” . (*)
Editor: Syam Terrajana