Papua No. 1 News Portal | Jubi
Ambon, Jubi – Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kota Ambon diminta tak menutup seluruh rumah sakit lapangan. Alasanya sebagai kesiapan jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan Covid-19.
“RS lapangan jangan ditutup dulu, karena kita masih ada di situasi pandemi, bahkan seluruh dunia pun saat ini masih dalam situasi pendemi,” kata Menteri Koodinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta, Senin, dikutip dari Antara, (4/10/2021).
Baca juga : PLI: Dokter muda Papua akan dilatih di rumah sakit Eropa
Korban banjir Sentani: Kami butuh uang cash untuk perbaiki rumah
Kepulauan Riau ingatkan penularan Covid-19 dalam kapal
Menurut Airlangga, kesiapan menghadapai Covid-19 harus tetap ada. “Jangan sampai terjadi lonjakan, tidak ada kesiapan dari daerah,” kata Airlangga menambahkan.
Ia mencontohkan kasus lonjakan Covid-19 nasional di bulan Mei 2021, terkonfirmasi sudah ada di bawah 10 ribu kasus per hari. Namun meningkat menjadi 570 ribu kasus dan tingkat keterisian RS naik menjadi 90 persen.
“Jangan sampai kita kelabakan jika terjadi kenaikan kasus, karena itu fasilitas harus disiapkan dengan basis kasus, walaupun kita tidak menginginkan tetapi minimal obat-obatan dan oksigen harus tersedia,”kata Airlangga menegaskan.
Menurut Airlangga di negara lain terjadi kenaikan kasus, salah satunya Singapura sekarang lebih tinggi dari Indonesia, Amerika kasusnya juga di atas 100 ribu padahal sudah vaksin dua kali. Hal itu menjadi alasan rumah sakit darurat tetap disedikaan sebagai kesiapan menghadapi. Apa lagi di Maluku dan khususnya kota Ambon capaian vaksinasi tahap pertama sudah di atas 70 persen, meski tahap dua di bawah 50 persen.
“Jadi harus dikejar vaksinasi tahap dua ke 60 persen, baru secara kesehatan, mulai relatif lebih aman, yang utama tetap menerapkan prokes,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol