Honduras dan Meksiko merupakan lokasi konflik sosial yang telah berlangsung lama.
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Izabal, Jubi – Ribuan tentara Guatemala pada Senin (8/9/2019) diterjunkan ke sebuah daerah di dekat perbatasan dengan Honduras dan Meksiko dalam upaya meningkatkan keamanan. Kebijakan itu dilakukan setelah tiga tentara ditembak mati oleh tersangka para penyelundup narkoba.
Honduras dan Meksiko merupakan lokasi konflik sosial yang telah berlangsung lama. Menteri Pertahanan Guatemala, Luis Miguel Ralda, mengatakan 2 ribu pasukan diterjunkan sebagai bagian dari misi itu setelah Kongres menyatakan keadaan darurat.
“Kami berharap mereka mampu menciptakan ketenangan, keamanan dan perdamaian untuk masyarakat di wilayah ini,” kata Ralda.
Dia menyadari bahwa daerah itu dilanda tindakan anarkis akibat pemerasan dan kejahatan narkoba lainnya. Selama beberapa dekade, wilayah itu dilanda serangkaian konflik antarpenduduk setempat dan para pemilik tanah, perusahaan penambangan dan perkebunan kelapa sawit, termasuk masyarakat penduduk asli.
Militer Guatemala pekan lalu mengatakan geng tersangka penyelundup narkoba menyerbu patroli sembilan tentara di provinsi Izabal. Para petugas patroli itu sedang menjalankan tugas untuk menyita pesawat, yang diduga membawa narkoba. Dalam serangan itu, tiga tentara tewas.
Sejumlah pejabat melaporkan mereka mengidentifikasi hampir 50 landasan pacu ilegal, yang mereka katakan digunakan untuk mengirim narkoba.
Serangan terhadap tentara, salah satu insiden kekerasan terparah terhadap militer selama beberapa tahun, dan mendorong anggota parlemen mengesahkan status darurat selama 30 hari.
Melalui dekrit tersebut, pemerintah memberlakukan pembatasan jam malam di sejumlah provinsi di timur laut, meliputi Alta Verapaz, El Progreso, Izabal, Peten, Zacapa serta Baja Verapaz. (*)
Editor : Edi Faisol