Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Sekitar 1.400 koperasi di Papua tak lagi beroperasi. Beberapa faktor yang menyebabkan ribuan koperasi gulung tikar diantaranya perizinan dan sulitnya pemasaran produk milik koperasi.
Ini disampaikan Ketua Komisi II DPR Papua yang membidangi ekonomi kerakyatan, koperasi, perindustrian dan perdagangan, Herlin Beatrix Monim.
“Dari data yang diberikan Dewan Koperasi kepada kami sebanyak 1.800 koperasi di seluruh Papua masih beroperasi, dan sekitar 1.400 lainnya tidak aktif lagi, karena terkendala pemasaran,” kata Herlin Beatrix Monim, Minggu (18/8/2019).
Menurut Herlin, transportasi menjadi penyebab sulitnya para pengelola koperasi memasarkan hasil produksi mereka. Akhirnya banyak koperasi yang memilih berberak dibidang usaha lain, dengan menggunakan izin koperasi.
“Dewan Koperasi sedang mengumpukan berbagai data terkait masalah yang dihadapi koperasi di Papua. Namun pada dasarnya hasil produksi tidak bisa dipasarkan dan hanya dimanfaatkan oleh mereka (pengelola koperasi) sendiri,” ujarnya.
Sementara Ketua Dewan Koperasi Wilayah Papua, H Sulaeman L Hamzah mengatakan penyebab lain ribuan koperasi di Papua tidak beroperasi, karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap koperasi.
“Akhirnya koperasi tidak berkembang dan cenderung menurun kinerjanya. Melihat kondisi ini, kami khawatir koperasi di Papua akan hilang. Padahal dulunya, koperasi bisa mencapai swasembada beberapa komoditas, kini tidak ada lagi,” kata Sulaeman Hamzah pekan lalu.
Ia menilai, dulu petani dan koperasi saling membutuhkan. Semua kebutuhan petani dapat disediakan oleh koperasi, termasuk memasarkan hasil pertanian petani. Namun kini hal itu tidak terlihat lagi. Kondisi ini diperparah dengan minimnya perhatian pemerintah terhadap koperasi. (*)
Editor: Edho Sinaga