Papua No. 1 News Portal | Jubi
Ventanilla, Jubi – Perusahaan energi Spanyol Repsol SA pada Kamis (3/2/2022) mengatakan akan menyelesaikan pembersihan tumpahan minyak besar di lepas pantai Peru pada akhir Maret. Perusahaan itu memundurkan kembali batas waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni pada akhir Februari.
“Itu adalah skenario yang optimistis,” kata pejabat eksekutif Repsol SA, Jose Terol kepada wartawan selama kunjungan ke pusat operasi darurat perusahaan tersebut, dikutip Antara dari Reuters, Jum’at, (4/2/2022).
Baca juga : Kerangka hukum baru kepulauan Solomon akan tuntut kapal penyebab tumpahan minyak
MA Inggris izinkan warga Nigeria gugat Shell terkait minyak tumpah
Insiden tumpahan minyak polisi Brazil grebek kantor perkapalan Yunani
Terol yang bertanggung jawab atas pembersihan tumpahan minyak di lepas pantai Peru itu. Sedangkan tenggat waktu yang baru itu (akhir Maret) merevisi tenggat waktu yang sebelumnya telah disampaikan para eksekutif perusahaan itu baru-baru ini pada Selasa (1/2/2022) lalu.
Para eksekutif Repsol sebelumnya mengatakan bahwa pembersihan pantai dan laut dari tumpahan minyak akan selesai pada akhir Februari.
Terol mengatakan tenggat waktu pada Maret itu terkait dengan upaya untuk menghilangkan sisa minyak dari tebing terpencil berbatu, yang lebih sulit dijangkau karena ombak yang kuat.
Sebanyak lebih dari 10 ribu barel minyak milik Repsol tumpah ke Samudra Pasifik pada 15 Januari, tepatnya di utara kota Lima di kilang La Pampilla Repsol, yang merupakan kilang terbesar di Peru.
Pemerintah Peru menyebutnya sebagai bencana lingkungan terburuk dalam catatan baru-baru ini. Kejaksaan Peru pun telah melarang empat eksekutif tinggi Repsol meninggalkan negara itu selama 18 bulan.
Repsol mengatakan terjadinya tumpahan minyak itu merupakan akibat gelombang laut yang tidak biasa, yang disebabkan oleh letusan gunung berapi ribuan mil jauhnya di Tonga. Namun, penyebab pasti masih berada dalam penyelidikan. Namun Pemerintah Peru menuduh Repsol salah melaporkan ukuran insiden itu.
Repsol pertama kali melaporkan tumpahan minyak hanya 0,16 barel sebelum memperbarui angka itu menjadi lebih dari 10 ribu barel.
Pembaharuan itu dilaporkan Repsol setelah adanya perkiraan dari pemerintah Peru yang menunjukkan bahwa tumpahan minyak sebenarnya mencapai sekitar 11.900 barel. Baca juga: Peru: Tumpahan minyak akibat erupsi di Tonga jadi “bencana ekologi”
Terol menjelaskan pembersihan laut bisa berakhir pada pertengahan Februari jika kondisi cuaca memungkinkan, sementara pembersihan pantai akan selesai pada akhir Februari.
“Kami memperkirakan bahwa kita akan berada dalam situasi (lepas pantai) yang dapat diterima menjelang akhir Maret, kurang lebih,” kata Terol.
Tumpahan minyak itu diakui telah menyebar ke area seluas lebih dari 105 kilometer persegi meskipun telah tercerai-berai ke titik-titik noda minyak yang lebih kecil. Terol mengatakan Repsol telah membersihkan sekitar 33 persen dari tumpahan minyak. (*)
Editor : Edi Faisol