Remaja ini menjadi otak peretasan akun Twitter sejumlah tokoh penting

Papua
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi,

Jakarta, Jubi – Seorang remaja asal Tampa, Florida, Amerika Serikat, Graham Ivan Clark, ditangkap kepolisian karena menjadi dalang dibalik peretasan akun-akun tokoh besar di Twitter beberapa waktu lalu.

Read More

Remaja yang baru berusia 17 tahun, ditangkap di apartemennya pada Jumat waktu setempat dengan 30 tuduhan atas kejahatan besar, termasuk penipuan dan akan dihukum sebagai orang dewasa.

Clark baru saja lulus SMA di Florida. Dia tidak bertindak sendiri dalam peretasan besar ini, melainkan dibantu dua orang, yaitu Mason John Sheppard 19 taun, asal Inggris Raya dan Nima Fazeli 22 tahun dari Orlando, Florida.

Baca juga : Trump mengeluh kehilangan “follower” di twitter

AS tuduh peretas China curi penelitian Covid-19

Microsoft ungkap peretas pencurian data rahasia oleh Korut

Keduanya dituduh membantu Clark, yang menggunakan nama samaran Kirk, dalam peretasan. FBI menyatakan Clark dan Fazeli sudah ditangkap, namun, Sheppard belum dan akan dalam pengawasan.

Pengacara negara bagian Florida yang menangani kasus tersebut, Andrew Warren, menyebutkan Clark, meski pun baru berusia 17 tahun, cukup berpengalaman hingga berhasil menembus jaringan Twitter tanpa terdeteksi. Remaja itu menipu dan meyakinkan salah seorang pegawai Twitter bahwa dia salah seorang pekerja di departemen teknologi, memerlukan akses untuk masuk ke portal layanan konsumen, menurut pernyataan resmi Florida.

Para pelaku berafiliasi dengan komunitas peretas spesialisasi mengambil alih akun, menurut pakar keamanan siber, menggunakan metode SIM-swapping. Mereka meretas operator seluler untuk mengambil alih nomor ponsel dan informasi penting.

Mereka menargetkan pegawai Twitter kemudian mencuri informasi penting agar bisa masuk ke sistem internal platform tersebut. Setelah masuk sistem internal, peretas menyetel ulang kata kunci akun.

Peretas mencuit dari 45 akun yang diretas, mengakses kotak pesan 36 akun dan mengunduh informasi dari tujuh akun. Mereka juga meminta pengikut akun-akun terverifikasi, antara lain milik Elon Musk dan Barack Obama, untuk mengirimkan uang dalam bentuk bitcoin. New York Times menuliskan penipuan tersebut menjaring uang senilai lebih dari 180.000 dolar AS  atau sekitar Rp2,6 miliar. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply