Ratusan warga Maybrat masih mengungsi di dalam hutan

Penambahan Pasukan di Papua
Foto ilustrasi - pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Juru Bicara Komite Nasional Papua Barat atau KNBP Wilayah Maybrat, Rudolof Fatem menyatakan hingga Kamis (9/9/2021) warga dari sejumlah distrik di Kabupaten Maybrat masih mengungsi dengan masuk ke hutan. Para warga itu takut menjadi korban salah sasaran dalam upaya pasukan gabungan TNI/Polri mengejar para pelaku penyerangan Pos Koramil Persiapan di Kampung Kisor, Aifat Selatan, Maybrat, pada 2 September 2021 lalu

Rudolof Fatem menyatakan hingga Kamis masih banyak warga Kabupaten Maybrat yang mengungsi. Menurut Fatem, warga dari 12 kampung di Distrik Aifat  Selatan lari ke hutan, dan sebagian mengungsi ke Distrik Aitinyo.

Read More

Masyarakat dari Distrik Aifat Timur Tengah juga mengungsi ke Kampung Ayawasi di Aifat Utara. Warga dari Aifat Timur memilih memasuki hutan, bersama warga dari Aifat Timur Selatan.

Baca juga: Mahasiswa desak DPRD Maybrat bentuk Pansus Kemanusiaan

Fatem mengatakan dirinya juga sedang mengungsi. “Kami yang mengungsi terdiri dari ibu rumah tangga, anak-anak, pegawai negeri sipil, petugas gereja, kepala kampung,” kata Fatem saat dihubungi Jubi melalui panggilan telepon pada Kamis.

Fatem mendesak pemerintah daerah dan TNI/Polri mau menarik pasukannya, sehingga para warga dapat kembali pulang ke kampung masing-masing. “Kami masyarakat akan kembali ke kampung halaman apabila pihak pihak yang disebutkan di atas menarik militer  organik maupun non organik dari kampung warga. [Militer] harus ditarik dari kampung, agar warga [yang] kembali ke kampung halaman tidak takut beraktivitas,”katanya.

Fatem mengatakan, selama ini pihak Kepala Distrik, Sebagian kepala kampung daerah tetapi tidak pernah tinggal di kampung. Bagaimana kalau masyarakat Kembali apakah keimanan mereka terjamin? Siapa yang akan bertanggung jawab apabila masyarakat menjadi koban.

Fatem membantah pernyataan para pejabat keamanan yang menyatakan warga yang mengungsi sudah pulang ke kampung masing-masing. Ia menyatakan klaim bahwa warga yang mengungsi sudah kembali ke kampung masing-masing itu omong kosong.

“Sementara ini, pemerintah mulai dari kepala distrik sampai kepala kampung tidak ada di tempat, sebagian ikut mengungsi. Sebagian ikut mengungsi, sehingga siapa yang harus merespon situasi itu?. Dalam kondisi itu, siapa pemerintah yang berani menyuruh warga pulang? [Apa] jaminan,” katanya.

Baca juga: Gubernur Papua Barat ajak masyarakat Kisor kembali ke kampung

Ia menyatakan kebanyakan pengungsi belum menerima bantuan dari pihak manapun, termasuk gereja. “Hingga saat ini, masyarakat belum mendapatkan bantuan dari pihak pemerintah atau gereja. Saya dengar masyarakat bertahan di hutan dengan mengonsumsi bahan lokal. Hingga saat ini pengungsi masih terpencar. Dan kami juga belum mendapatkan bantuan bahan makanan dari pihak manapun,” katanya.

Salah seorang warga Maybrat yang berhasil dihubungi Jubi pada Senin (6/9/2021) menyatakan jumlah warga yang lari ke hutan mencapai lebih dari 300 orang. “Saya bersama-sama dengan masyarakat, kami akan cari jalan untuk mengungsi ke Aiwasi,” kata warga itu saat dihubungi pada Senin. Ia menyatakan para warga mengungsi demi menghindari bentrokan antara aparat gabungan TNI/Polri dan para pelaku penyerangan Pos Koramil Persiapan di Kampung Kisor.

Ketua Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Manokwari-Sorong,  Pastor Isak Bame Pr pada Senin menyatakan pihaknya juga telah menerima laporan tentang warga dari lima distrik di Kabupaten Maybrat, Papua Barat, mengungsi pasca insiden penyerangan Pos Koramil Persiapan di Kampung Kisor. “Kami memohon dukungan doa rekan-rekan  imam dan semua masyarakat Papua. Agar masyarakat sipil tidak menjadi korban TNI/Polri maupun TPNPB,”katanya.(*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply