Sudah ada 37 dari ratusan orangutan muda di Nyaru Menteng terindikasi telah terjangkit infeksi saluran pernafasan ringan
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Palangka Raya, Jubi – Sebanyak 355 orangutan yang berada di pusat rehabilitasi Nyaru Menteng, Provinsi Kalimantan Tengah, terancam sakit akibat semakin pekatnya kabut asap beberapa pekan terakhir. Saat ini sudah ada 37 dari ratusan orangutan muda di Nyaru Menteng terindikasi telah terjangkit infeksi saluran pernafasan ringan.
“Kondisi itu membuat tim medis dengan sigap memberikan pengobatan menggunakan nebulizer, multivitamin, dan antibiotik, terutama bagi orangutan yang dianggap mengidap infeksi parah,” kata CEO Yayasan BOS, Jamartin Sihite, melalui rilis yang dikirimkan ke sejumlah media di Palangka Raya, Rabu, (18/9/2019).
Baca juga : Film “home” mengisahkan orangutan
Anak orangutan ditemukan mati di bukit Lawang
BKSDA Selidiki Dugaan Pembantaian Orangutan
Jamartin mengatakan, api sempat mengancam Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng yang terletak tidak jauh dari kota Palangka Raya. Itu terjadi saat pekan pertama bulan Agustus, sehingga tim pemadam kebakaran Yayasan BOS sempat harus berjibaku melawan api yang mendekat sampai jarak sekitar 300 meter dari batas Nyaru Menteng.
Tim berhasil memadamkan si jago merah setelah bekerja keras selama sekitar 4 jam bersama sejumlah pihak lain. Tim di Nyaru Menteng bersama masyarakat serta unsur-unsur pemerintahan lainnya pun semakin rutin patroli.
“Pemadaman beberapa titik api di sekitar Nyaru Menteng juga terus dilakukan. Itulah yang membuat kami berhasil mencegah penyebarannya,” kata Jamartin menjelaskan.
Ada sekitar 80 hektare hutan gambut di wilayah kerja Yayasan BOS mengalami kebakaranlahan terbakar itu tersebar di Sei Daha dekat Pusat Penelitian Tuanan seluas 20 hektare, dan 60 hektare di Sei Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalteng.
Meski begitu, Yayasan BOS di Program Konservasi Mawas bekerja sama dengan masyarakat sekitar dan tim di Pusat Penelitian Tuanan mengendalikan, mengisolasi, dan memadamkan kebakaran.
“Kondisi itu tidak mengendurkan semangat kami untuk terus bekerja melindungi orangutan Kalimantan dan habitatnya,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol