Rambutan berlimpah tapi harga tetap mahal

Papua No. 1 News Portal | Jubi,

Sentani, Jubi – Sekitar dua pekan terakhir, di seputaran Sentani kota, buah rambutan berlimpah. Mulai terlihat banyak penjual buah rambutan di pasar Pharaa dan di pinggir jalan. Rambutan ini berasal dari berbagai kampung di Kabupaten Jayapura. Meski stok rambutan berlimpah, ternyata harganya masih relatif mahal.

Afrik Yoman, warga Sentani, yang ditemui Jubi di pasar Pharaa saat sedang membeli rambutan, mengatakan di Sentani rambutan berlimpah, banyak yang jual, namun harga masih mahal.

“Buah rambutan banyak tapi harga juga belum turun. Itu orang mau beli juga pikir. Satu ikat biasa dijual Rp 10 ribu, itu saya tanya dong bilang  Rp 20-25 ribu,” kata Yoman.

Walau dengan harga masih relatif mahal, baginya tidak mengapa karena sudah suka sama buah rambutan.

“Ya, mau dan tidak saya beli saja, habis saya senang buah rambutan, soalnya di rumah belum musim to,” ucap Afrik.

Hal berbeda disampaikan Hembring Yohanes, seorang penjual rambutan di pasar Pharaa Sentani.

“Saya bawa rambutan ini hasil kebun sendiri. Saya di rumah itu ada 50 pohon rambutan. Ada rambutan ace dan ada rambutan nona,” kata Hembring Yohanes, pria asal Genyem, yang ditemui Jubi, di pasar Pharaa Sentani, Kamis (8/3/2018).

Hembring menjelaskan tahun ini pohon rambutan di kebunnya berbuah sangat banyak. Hasil panen ini yang ia jual di pasar Pharaa.

“Saya panen sesuai kemampuan dan waktu. Saat ini saya bawa rambutan ace dan nona. Satu karung isi sekitar 50 kg, saya dapat 30 ikat. Kalau saya ikatnya sedang-sedang, bisa lebih dari 30 ikat,” kata Yohanes.

Pria berusia 52 tahun ini menjelaskan harga yang ia tawarkan terhitung murah karena ikatan buahnya besar.

“Satu ikat saya jual Rp 10 ribu. Tapi kalau ada yang mau ambil tiga ikat  Rp 15 ribu saya kasih saja. Kalau ada yang borong, kita kasih lebih murah lagi,” ucapnya.

Yohanes mengatakan pendapatan tidak menentu karena terlalu banyak rambutan di pasar sehingga ada sebagian yang ia harus bawa pulang.

“Banyak yang jual rambutan, kadang banyak sisa dan kami bawa pulang. Hasil jualan ini saya pake kebutuhan di rumah dan anak-anak yang sedang sekolah,” ucapnya. (*)

Related posts

Leave a Reply