Putra Mahkota Arab Saudi tunda kunjungan ke Pakistan

Papua, raja Arab
Ilustrasi Putra Mahkota Arab Saudi, pixabay.com
Ilustrasi Putra Mahkota Arab Saudi, pixabay.com

Sebelumnya dijadwalkan tiba pada Sabtu, tapi kunjungan itu ditunda tanpa penjelasan mengenai alasannya.

 

Read More

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Islamabad, Jubi – Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman, menunda kunjungannya ke Islamabad selama satu hari. Ia sebelumnya dijadwalkan tiba di ibu kota Pakistan pada Minggu (17/2/2019) untuk kunjungan resmi disertai oleh satu delegasi pejabat senior, termasuk anggota keluarga kerajaan.

Sebelumnya ia dijadwalkan tiba pada Sabtu, tapi kunjungan itu ditunda tanpa penjelasan mengenai alasannya.

“Putra Mahkota mengunjungi Pakiastan pada 17-18 Feburari. Program kunjungan tersebut masih tidak berubah,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan di dalam satu pernyataan.

Menurut para pejabat Pakistan, beberapa nota kesepahaman (MoU) direncanakan ditandatangani antara kedua negara termasuk pembentukan kompleks petrokimia dan kilang minyak di Pelabuhan Gwadar, yang strategis di bagian barat-daya Pakistan.

Dewan Tertinggi Koordinasi Arab Saudi-Pakistan, yang dipimpin oleh Mohammad bin Salman dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dijadwalkan diluncurkan selama kunjungan itu.

Sejumlah ahli menilai penanaman modal Arab Saudi akan membantu ekonomi Pakistan yang saat ini mengalami pukulan akibat devaluasi mata uangnya belum lama ini dan merosotnya devisa luar negerinya.

Pada September lalu, Pakistan secara resmi mengundang Arab Saudi agar bergabung dalam Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), bagian dari proyek ambisius China Gagasan Sabuk dan Jalan, tapi perbedaan pendapat yang dilaporkan dengan Beijing tak bisa mewujudkan tawaran tersebut.

Meskipun demikian, Riyadh setuju menanam modal di dalam proyek yang berkaitan dengan CPEC. Arab Saudi sudah mengumumkan pendanaan tiga proyek CPEC di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa di bagian barat-laut Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan.

CPEC yang ditandatangani pada 2014 berusaha menghubungkan Provinsi Xinxiang, yang memiliki kepentingan strategis di bagian barat-laut China, dengan Pelabuhan Gwadar melalui satu jaringan jalan, rel kereta dan pipa saluran untuk mengangkut barang, minyak dan gas. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply