Putin tantang Biden debat publik secara virtual

Papua
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Presiden Rusia Vladimir Putin menantang Presiden Amerika Serikat Joe Biden debat  secara virtual yang disiarkan publik. Tantangan Putin itu dilakukan setelah dirinya disebut “pembunuh”.

Read More

“Saya ingin menawarkan kepada Presiden Biden bahwa kita melanjutkan diskusi kita, tetapi dengan syarat kita melakukannya secara langsung, online, tanpa penundaan,” kata Putin seperti dikutip Reuters.

Baca juga : Ini alasan Rusia belum ucapkan selamat untuk Biden 

Upaya pembunuhan Alexei Navalny, Amerika sanksi Rusia

Peretas asal Rusia dikabarkan mencoba curi password komputer tim kampanye Joe Biden

Saat berbicara di televisi pada Kamis (18/3/2021), Putin menganggap pernytaan Biden merupakan bualan taman kanak-kanak.

Putin mengatakan dia terakhir kali berbicara dengan Biden melalui telepon atas permintaan Gedung Putih pada 26 Januari lalu, beberapa hari usai Biden dilantik sebagai Presiden AS.

Relasi AS-Rusia kembali meruncing setelah laporan intelijen AS menyebut Rusia mencoba campur tangan dalam pilpres 2020 dan merugikan pencalonan Biden.

Dalam sebuah wawancara dengan ABC News, Biden menegaskan bahwa Putin akan membayar konsekuensi atas campur tangan Rusia tersebut. Ketika ditanya saat wawancara apakah menurutnya Putin adalah pembunuh, Biden pun menjawab “Ya, (saya menganggapnya pembunuh).”

Menanggapi tuduhan Biden, dalam wawancara televisi kemarin Putin pun menyebut Biden munafik. Ia mengatakan Biden telah menuduhnya melakukan sesuatu yang sebenarnya dilakukan oleh sang presiden AS sendiri.

“Saya ingat di masa kecil saya, ketika kami bertengkar di halaman, kami biasa berkata: dia yang mengatakannya, dia lah pula yang melakukannya. Dan itu bukan kebetulan, bukan hanya ucapan atau lelucon anak-anak. Makna psikologis di sini sangat dalam,” ujar Putin.

Putin juga menyinggung tentang sejarah AS, penduduk Amerika telah melakukan genosida dan perbudakan terhadap orang kulit hitam. Ia juga mengatakan AS lah yang menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada akhir Perang Dunia II.

“Mereka (AS) mengira kami seperti mereka, tetapi kami berbeda. Kami memiliki genetik dan budaya moral yang berbeda,” kata Putin.

Perseteruan Putin-Biden membuat Rusia memutuskan menarik duta besarnya di Washington D.C pulang. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply