Puncak musim kemarau di Papua pada Juni dan Agustus 2022

papua
Zona musim dan non zona musim di Provinsi Papua. – Jubi/Dok. BMKG Papua

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memerkirakan puncak musim kemarau di Papua terjadi pada Juni dan Agustus 2022. Kedatangan musim kemarau sangat berkaitan erat dengan peralihan angin monsoon Asia menjadi Angin monsoon Australia.

“BMKG memprediksi angin monsoon Australia mulai aktif pada akhir April 2022 dan mulai mendominasi pada bulan Mei hingga Agustus 2022,” kata Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Hendro Nugroho, dalam pers rilis yang diterima Jubi, Rabu (30/03/2022).

Read More

Provinsi Papua terdiri dari 4 Zona Musim, di antaranya Zona Musim 339, 340, 341, dan 342. Dari total 4 Zona Musim di Provinsi Papua, 50 persen zona musim diprakirakan mengalami musim kemarau lebih awal yaitu pada bulan Mei 2022. 50 persen lainnya diprakirakan mengalami kemunduran musim kemarau yaitu pada bulan Juni dan Juli 2022..

“Sifat hujan pada musim kemarau tahun ini dibandingkan dengan data rata-rata klimatologis akumulasi musim hujan kemarau periode 1991-2020, maka kondisi musim kemarau tahun ini diprakirakan normal atau sama dengan rerata klimatologis untuk semua zona musim,” ujarnya.

Dengan demikian BMKG, kata Nugroho merekomendasi yang dapat dilakukan selama menghadapi musim kemarau adalah agar semua pihak dari pemerintah daerah, stakeholder serta masyarakat untuk tetap mewaspadai wilayah yang akan memasuki musim kemarau lebih awal dibanding normalnya yaitu zona musim 341 dan 342.

“Kemudian pemerintah daerah dan masyarakat di daerah yang rawan kekurangan air bersih diharapkan dapat melakukan penyimpanan air pada masa peralihan musim hujan ke musim kemarau. Selain itu selama masa pancaroba atau masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau, masyarakat perlu mewaspadai potensi terjadinya angin kencang dan hujan lebat yang disertai kilat, petir,” katanya.

Oleh karena itu, kata Nugroho, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V selaku koordinator UPT BMKG di Provinsi Papua terus berusaha menyediakan layanan terbaik untuk mendukung kesejahteraan dan keselamatan masyarakat di Papua.

“Maka itu diharapkan semua pihak dapat bersinergi menentukan langkah dan kebijakan, menghadapi musim kemarau dengan tangguh,” katanya.

Sebelumnya, Wakil Walikota Jayapura, Rustan Saru mengatakan peringatan dini bencana hidrometeorologi bagi masyarakat Kota Jayapura perlu dioptimalkan. Masyarakat harus mendapatkan akses peringatan dini bencana hidrometorologi secara cepat dari BMKG.

“Peringatan dini sangat penting sebab Kota Jayapura merupakan salah satu kota di Papua yang memiliki risiko bencana hidrometeorologi tinggi,” ujarnya. (*)

Editor: Syam Terrajana

 

Related posts

Leave a Reply