Puluhan perempuan di Tigray jadi korban perkosaan

Papua, kekerasan seksual
Ada dua laporan baru yang diluncurkan pada 30 Juli mengungkapkan gentingnya isu KDRT, kekerasan seksual, kekerasan terhadap anak-anak, dan pelecehan seksual terhadap anak-anak di Pasifik dan Timor-Leste. - PINA

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Puluhan perempuan di sebuah wilayah di utara Ethiopia tepatnya Tigray mengalami perkosaan di tengah kekacauan sebuah konflik bersenjata menggulingkan partai lokal pada tahun lalu.

Read More

“Kami telah menerima laporan dari gugus tugas kami di lapangan di wilayah Tigray bahwa mereka sayangnya menemukan terjadi perkosaan secara meyakinkan dan tanpa diragukan lagi,” kata Menteri Urusan Perempuan Ethiopia, Filsan Abdullahi, Kamis, (11/2/2021) malam.

Saksi menyebutkan tim medis dan relawan telah terjadi penyerangan seksual secara luas sejak konflik meletup pada November 2020. Pernyataan Filsan itu adalah konfirmasi pertama yang dikeluarkan Pemerintahan Perdana Menteri Abiy Ahmed.

Pemerintah Ethiopia membentuk tim Komisi HAM Ethiopia dan tim itu menyebut ada 108 kasus perkosaan yang dilaporkan dalam dua bulan di Tigray. Dari jumlah tersebut, separuhnya terjadi di Ibu Kota Mekelle.

Pada akhir November 2020, pasukan militer Ethiopia telah merebut kembali Ibu Kota Mekelle dari kelompok Front Liberasi Masyarakat Tigray melalui pertempuran yang sporadis. Komunikasi dan akses ke gunung – gunung di kawasan Tigray yang menjadi tempat tinggal 5 juta jiwa, dibatasi.

Baca juga : Perempuan Nepal ini berjalan 800 kilometer untuk melaporkan pemerkosaan 

Manny Pacquiao janjikan hadiah untuk penemu pembunuh teman pramugarinya 

Puluhan perempuan korban perdagangan seks gugat Pornhub

Beberapa korban menyebut pelaku kekerasan pada mereka adalah pasukan federal atau tentara sekutu. Rauters belum dalam mengkonfirmasi jumlah kasus perkosaan yang disebut tim Komisi HAM Ethiopia.

Pemerintah Ethiopia mengatakan mereka tidak akan memberikan toleransi pada pelaku kekerasan seksual. Komisi HAM sangat yakin banyak kasus perkosaan yang berlalu begitu saja tanpa dilaporkan.

Juru bicara Adinew Abera mengatakan Kementerian Urusan Perempuan sejauh ini baru melakukan evaluasi di Ibu Kota Mekelle  dan dekat Kota Quiha. Rencananya mereka akan mengerahkan sejumlah ahli ke beberapa distrik di Tigray sehingga jumlah kasus perkosaan mungkin akan lebih banyak dari yang dilaporkan. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply