Perlu dikembangkan lebih lanjut melatih para mantan Napi teroris membuat pengemasan hingga pemasarannya.
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Semarang, Jubi – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bakal memfasilitasi para mantan narapidana teroris untuk berwirausaha. Para mantan Napi diberikan pelatihan keterampilan sehingga bisa produktif saat bebas dari penjara.
“Para mantan narapidana teroris akan kita latih membuat pakan ternak, makanan ringan, maupun bermacam kerajinan tangan,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Semarang, Jawa Tengah, Jumat, (10/1/2020).
Baca juga : Polisi kembali tangkap terduga jaringan teroris di Sulteng
Ini langkah Kanwil Kemenag Papua terkait temuan teroris
Tujuh terduga teroris di Papua dibawa ke Mabes Polri
Pemprov Jateng melibatkan Dinas Koperasi dan UKM membantu memfasilitasi pelatihan, termasuk membantu mengurus izin produk industri rumah tangga (PIRT) dan sertifikat halal. Menurut Yasing, siapapun bisa mengikuti pelatihan berbagai keterampilan dan wirausaha, termasuk para narapidana teroris yang sudah bebas dari tahanan serta menyatakan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kemudian hidup berbaur dengan masyarakat.
“Kalau sementara ini sudah ada yang beternak kambing dan budi daya lele, itu sudah bagus. Nanti bisa dikembangkan dengan membuat pakan ikan, membuat kue, dan makanan ringan, juga kerajinan lainnya,” kata Yasin menambahkan.
Yasin menyatakan saat ini yang perlu dikembangkan lebih lanjut melatih para mantan Napi teroris membuat pengemasan hingga pemasarannya.
Ketua Yayasan Gema Salam, Jack Harun menyebutkan yayasan yang ia asuh merupakan wadah bagi mantan narapidana teroris yang ada di wilayah Jawa Tengah. Di yayasan itu terdapat 40 mantan narapidana teroris yang sudah kembali ke NKRI dan hidup bersama keluarganya masing-masing.
“Tujuan kami mengunjungi Pak Wakil Gubernur Taj Yasin untuk menindaklanjuti perihal pemberdayaan para mantan narapidana teroris,” kata Harun.
Ia berharap ada pelatihan yang mengarah ke ekonomi produktif, karena para mantan narapidana teroris juga harus bekerja guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Menurut harus selama ini anggota Yayasan Gema Salam membudidayakan kambing, sapi, dan ikan lele secara mandiri.
Tak hanya itu mereka juga membuat kerajinan blangkon khas Jateng secara otodidak atau tanpa ada pelatihan khusus.
“Sehingga pelatihan dari pemerintah provinsi diharapkan para mantan narapidana teroris lebih kreatif dan menghasilkan produk yang inovatif sehingga banyak diminati masyarakat,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol