Provinsi Bali dan NTB kekurangan oksigen medis saat kenaikan kasus Covid-19

Oksigen tabung, Papua
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Sejumlah dokter di Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) mengungkap adanya kesulitan oksigen untuk kebutuhan medis di saat kasus Covid-19 sedang melonjak.  Hal itu membuat dokter meniadakan operasi darurat non-Covid-19 ditiadakan

Read More

“Kebutuhan dan demand-nya tidak seimbang sehingga beberapa Kepala Dinas kabupaten dan Kota dengan Satgas sampai membeli oksigen ke luar daerah,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Bali, I Gede Putera Suteja, Rabu (4/8/2021) kemarin.

Baca juga : Papua Barat terima bantuan tabung oksigen dan APD dari BNPB

Dugaan oksigen palsu beredar di Jatim, ini penjelasan polisi  

RSUD Jayapura datangkan mesin produksi oksigen medis dari Perancis

Suteja menceritakan, krisis oksigen itu membuat salah satu Kepala Dinas Kesehatan di Bali yang juga merupakan Ketua IDI Badung datang dari Semarang membawa oksigen menggunakan kapal.

Awalnya mencukupi kebutuhan oksigen di Bali, disediakan dari Provinsi NTB. “Tapi Pak Gubernur NTB melarang mengirimnya ke Bali,” kata Suteja menambahkan.

Ketua IDI Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rohadi mengungkapkan keterbatasan oksigen membuat ia tak bisa melakukan operasi cito pada pasien yang tidak terpapar Covid-19. Padahal, operasi cito merupakan operasi yang harus dilakukan segera, bersifat darurat karena jika tidak bisa mengancam nyawa atau fungsi tubuh pasien.

“Sekarang yang dipakai di ICU yang tabung itu dikoneksikan ke mesin. Jadi cito non-Covid itu tidak ada, jadi yang pakai adalah yang Covid,” jelas Rohadi.

Oksigen liquid juga sulit dicari, hal itu dirasakan oleh mayoritas penduduk. Karena kelangkaan oksigen ini, kata Rohadi, banyak rumah sakit swasta membatasi operasi yang prosesnya lebih dari 30 menit.

“Jadi tolong ini dengan hormat ke Menteri Kesehatan bagaimana solusi kita di NTB, rumah sakit-rumah sakit kita itu saluran (oksigen) sentral, itu enggak ada,” kata Rohadi menjelaskan.

Hal itu diperparah dengan kasus harian yang masih tinggi. Gede Putera Suteja mengatakan dalam dua pekan terakhir kasus positif harian di Bali mencapai angka di atas 1.000. Di saat yang sama, telusur atau di Bali rendah.

“Tracing-nya rendah. Kasus aktifnya satu pasien tiga sampai lima (yang di-tracing),” katanya.

Ketua IDI Wilayah NTB Doddy AK penularan Covid-19 di wilayahnya melonjak saat kondisi di Jawa mulai menurun. Kasus positif harian yang biasanya berkisar 50-100 kasus, kini mencapai 200-300 kasus.

“Ini juga peningkatan kasus yang cukup banyak, kita juga teman-teman menjadi capek, lelah dan membutuhkan istirahat juga sebetulnya,” ujar Doddy. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply