Papua No.1 News Portal
Sentani, Jubi – Prospek pengembangan tanaman Vanili saat ini di Kabupaten Jayapura sangat menjanjikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, pasalnya tanaman bernama latin Vanilla Planifolia ini tumbuh subur di sebagian Lembah Grimenawa seluas 52 hektar yang dikelola secara langsung oleh 5000 petani di Kampung Sumbe Distrik Namblong.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw mengatakan, tanaman Vanilli ini di pasaran dunia sangat luar biasa. Kebutuhan dan permintaan dari berbagai pihak yang menginginkan tanaman ini sangat tinggi, skalanya sudah Internasional.
” Vanilli disebut juga sebagai emas hijau, potensi serta pembudidayaan hingga produksinya sangat menjanjikan bagi masyarakat dan petani kita disini,” ujar Bupati Awoitauw saat ditemui di Sentani. Sabtu (26/9/2020).
Di Indonesia, kata Awoitauw, pusat pengelolaan Vanilli ada di Klaten. Dari Klaten lalu di ekspor keluar negeri. Tidak hanya sekadar produksi dan ekspor saja, negara-negara luar melalui kantor akuntan publiknya melakukan audit terhadap penerimaan tanaman Vanilli di setiap negara.
” Mutu dan sistem pengelolaannya ( dari kebun sampai tempat produksi) diawasi secara ketat oleh akuntan publik,” katanya.
Dikatakan, standar dan mutu tanaman Vanilli secara di Indonesia mengikuti standar Internasional, di Kabupaten Jayapura juga mengikuti standar yang telah ditetapkan, sistem pengelolaannya hampir sama dengan yang ada di Klaten.
” Saya sudah lihat pengelolaan Vanilli di Klaten, mutu dan kualitas tanaman vanilli di sini jauh lebih baik dari beberapa daerah di indonesia yang juga penghasil tanaman ini,” ungkapnya.
Menurutnya, tanaman Vanilli dulunya tidak begitu diperhitungkan, masyarakat hanya melihatnya sebagai tanaman pengganggu yang menumpang di tanaman lain.
Tetapi semua itu berubah ketika Vanilli menjadi tanaman yang diburu oleh semua pihak yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar. Hal ini tentunya akan berdampak bagi kesejahteraan masyarakat lokal apabila dengan sabar dan tekun menjaga dan merawat hingga masa produksi.
” Ada 5000 petani di sini, dan sudah mulai menyebar ke kabupaten Biak, kota Jayapura, Keerom hingga Sarmi,” jelasnya.
Bupati Jayapura sangat berharap, masyarakat adat di Distrik Namblong dapat mengambil peran bersama masyarakat dan perusahaan yang sedang melakukan pembinaan dan mendidik para petani lokal untuk terus maju dan berkembang dengan melihat potensi yang dimiliki.
” Di masa pandemi yang sulit ini, satu-satunya jalan yang terbaik adalah mengelola hasil sumber daya alam yang kita miliki, daripada kita buang-buang waktu percuma ke kota dan tidak ada hasil sama sekali,” ucapnya.
Sementara itu, Manager PT. Agree Spice Indonesia (ASI), Wayan Swasta mengatakan, kehadiran pihaknya di dataran dan lembah Grimenawa sejak 2016 lalu, yang ditemui adalah hutan Vanilli, bukan kebun Vanilli.
” Proses waktu itu memang sedikit mengalami hambatan, lalu dengan perusahaan ini kami berniat untuk membina seluruh masyarakat di sini dengan memaksimalkan potensi tanaman Vanilli ini,” jelasnya.
Kata Wayan, sudah ada 5000 petani di lapangan, 50 karyawan di tempat produksi yang saling bekerja sama untuk menjaga, mengelola tanaman vanilli.
Saat ini dari pengelolaan yang dilakukan, sudah ada 2 ton Vanilli yang diproduksi “Target kita 247 ton setiap tahun dengan 60 ton yang kering, sementara untuk pengiriman ke Klaten 2 ton dalam setiap permintaan, itu sudah mencakup 40 persen produksi dari Kabupaten Jayapura,” ujarnya.
Katanya, potensi ini sangat menjanjikan bagi masyarakat ”Saya sering bercanda dengan mereka (petani) ketika membawa hasil vanilli kering seberat 2 – kilo gram ke tempat produksi, mau dapat 5 – 7 juta dimana dalam sehari, dibandingkan dengan tanaman lain,” katanya. (*)
Editor: Syam Terrajana