Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Sejumlah produsen tahu dan tempe di Jakarta, Bogor Depok, Tangerang dan Bekasi memutuskan mogok produksi. Langkah mereka itu sebagai protes harga kedelai sebagai bahan baku utama naik.
Para produsen tahu tempe juga minta agar pemerintah segera menurunkan harga kedelai di pasaran karena telah membebani mereka yang sebagian besar pengusha sektor Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM).
“Pertama, pemerintah lebih memperhatikan pengusaha-pengusaha kecil UMKM. Contohnya pengrajin tahu. Kedua, harga kedelai, bisa kembali normal,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Sedulur Pengrajin Tahu Indonesia (SPTI), Musodik, Jumat (1/1/2021).
Baca juga : Peneliti Jepang gandeng SMK di Jayapura kembangkan bibit kedelai
STTP Manokwari kawal produksi jagung, kedelai, dan sapi Â
Jualan susu kedelai dan kacang ijo demi biaya sekolah anak
Musodik tak bisa memperkirakan berapa jumlah produsen tempe dan tahu yang saat ini berhenti beroperasi. Namun, SPTI saat ini membawahi setidaknya 200 dari sekitar 700 produsen tahu se-wilayah Jabodetabek. Menurut dia kenaikan harga kedelai di pasaran saat ini telah membebani pengusaha. Harganya kini naik di kisaran angka Rp9 ribu dari semula sekitar Rp7 ribu per kilogram.
“Keuntungan kami udah nyaris nggak dapat sama sekali. Karena kedelainya Rp9 ribu, ditambah cost produksi itu hampir, intinya nggak dapat apa-apalah,” kata Musodik.
Ia mengaku produsen tahu tempe yang menjadi anggotanya akan menggelar mogok selama tiga hari, sedangkan mereka sebagian besar tak memperoleh penghasilan lain.
Aksi mogok rencananya akan dilakukan selama tiga hari hingga Sabtu (2/1/2021) hari ini, sejak dimulai pada Kamis (31/12/2021).
Musodik mengatakan jika pemerintah tak ikut intervensi menurunkan harga kedelai, maka terpaksa akan kembali beroperasi dengan konsekuensi menaikkan harga di pasaran sesuai biaya produksi yang semakin tinggi.
Musodik mengaku telah melayangkan surat audiensi ke Menteri Koperasi dan UMKM. Jika tidak ada halangan audiensi akan dilakukan pada 6 Januari mendatang.
“Serentak beroperasi kembali, tapi dengan harga tahu yang udah kita naikkan juga karena kalau tidak naik, juga ini kemungkinan kedelai turun pun menurut saya masih kemungkinan kecil,” katanya. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol