Potensi gempa dan tsunami di Bandara Ngurah Rai Bali, ini antisipasi BMKG

papua-ilustrasi-gempa
Ilustrasi gempa – Jubi/Tempo.co

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengantisipasi bencana gempa dan tsunami yang sewaktu-waktu dapat menghantam Bandara Ngurah Rai, Bali. Bandara Ngurah Rai itu sangat vital bagi Indonesia, karena salah satu pintu masuk utama bagi para wisatawan dari berbagai negara.

Read More

Bali, menurut Dwikorita, merupakan salah satu destinasi wisata andalan Indonesia dan menjadi favorit wisatawan dunia. Selain itu berbagai agenda internasional sering diadakan di pulau tersebut.

“Jarak bandara dengan bibir pantai 0 meter dan ini sangat berpotensi besar tersapu tsunami, jika sewaktu-waktu gempa besar melanda Bali,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Kamis, (10/2/2022).

Baca juga : BMKG akan pasang 10 alat peringatan dini gempa dan tsunami di Papua
Gempa magnitudo 50 di terjadi di Kabupaten Jember Jatim menimbulkan kerusakan
Gempa di Banten selatan M.66 BMKG jenis dangkal akibat aktivitas subduksi

Dwikorita mengatakan sedikitnya ada tiga upaya yang dilakukan BMKG untuk mengantisipasi ancaman bencana tersebut yaitu meningkatkan akurasi pemodelan terkait dengan bahaya Tsunami. Mengingat, bandara ini berada di pesisir pantai yang berhadapan dengan sumber gempa berpotensi tsunami atau terjadinya megathrust selatan bali.

Kedua, kata dia, yakni dengan memasang sistem penerima informasi gempabumi dan tsunami (WRS New Generation) yang akan diintegrasikan ke dalam sistem yang ada di command center Bandara Ngurah Rai.

“WRS ini memungkinkan masyarakat dan seluruh pengguna bandara mengetahui adanya gempa bumi dan potensi terjadinya tsunami dalam waktu kurang dari 5 menit atau sekitar 2-4 menit,” kata Dwikorita menjelaskan.

BMKG juga akan melakukan upaya edukasi kepada stakeholder dan petugas yang terkait dengan penyelamatan di bandara tersebut, dengan cara melatih serta menyelenggarakan drill atau simulasi evakuasi terkait dengan respon informasi gempa dan tsunami secara cepat dan tepat, untuk upaya penyelamatan di bandara.

“Mitigasi juga harus dilakukan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota setempat untuk semakin meminimalkan dampak kerugian dan korban jiwa. Mengingat di lokasi sekitar bandara juga terdapat banyak kawasan ekonomi dan permukiman penduduk,” katanya.

Ia menyebut realita ini hendaknya menjadi catatan bagi pemerintah dan semua pihak saat hendak membangun infrastruktur, sebab wilayah Indonesia berada di lingkaran cincin api sehingga rawan terjadinya gempa bumi dan tsunami. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

 

Related posts

Leave a Reply