Polres Jayapura kebanjiran kasus narkoba

Papua No. 1 News Portal I Jubi,

Jayapura, Jubi – Kepolisian Resort Jayapura Kota, Kebanjiran penanganan kasus Narkoba, institusi kepolisian tingkat kota itu telah menangani dan mengusut 29 kasus sejak Januari hingga September 2017 .

“Padahal dalam setahun diberikan target 15 pengungkapan kasus narkoba, sedangkan saat ini Polres Jayapura Kota telah berhasil mengungkap 29 kasus,” kata kepala bidang Humas, Polda Papua, Komisaris Besar, AM Kamal di Kota Jayapura, Jumat, (22/7/2017).

Kamal menilai pencapaian yang dilakukan oleh Polres Jayapura Kota itu patut diapresiasi  karena melampoi target pengusutan dan penanganan hingga hampir lebih dari 100 persen.   Menurut Kamal, maraknya peredaran narkoba di Wilayah hukum Polres Jayapura Kota menjadi atensi  kepoilsian resort setempat yang terus meningkatkan kinerja dan berkoordinasi dengan pihak terkait.

“Ini untuk menekan peredaran Narkoba di Ibu Kota Provinsi Papua itu,” kata Kamal menambahkan.

Catatanya menunjukan dari 29 kasus yang berhasil diungkap sedikitnya sudah 25 berkas perkara di limpahkan kepada Jaksa Penuntut Umum, sedangkan lima kasusnya masih dalam proses penyidikan. Dari kasus itu yang sudah dilimpahkan itu, 24 kasus di antaranya sudah P21 dan tinggal lima berkas yang masih dalam proses penyidikan.

Menurut Kamal, dari 29 kasus narkoba yang berhasil diungkap Polres Jayapura, terdapat dua kasus di antaranya  melibatakan anak di bawah umur.  Kepolisian terus mengintai jalur-jalur yang diduga sebagai pintu masuk peredaran narkoba yang diduga masuk dari negara tetangga.

“Kini polres Jayapura Kota terus membangun komunikasi dengan warga untuk menjadi mitra dalam memerangi narkoba yang masuk dari PNG ataupun dari luar Papua," katanya.

Kasus penggunaan dan peredaran narkoba di Jayapura sudah merebak di kalangan masyarakat setempat. Bahkan pemeriksaan yang dilakukan BNN (Badan Narkotika Nasional) Kabupaten Jayapura, menunjukan 93 persen pengguna merupakan Orang Asli Papua (OAP).

“Itu  hasil pemeriksaan hingga Juni 2017, pengguna masih tetap OAP tertinggi,” kata Staf Pemberdayaan Masyarakat Papua, Nurjana.

Nurjana menyebutkan upaya mengetahui seorang pengguna narkoba bisa dilakukan dengan cara kasat mata, mulai dari bentuk badan, bau badan dan keringat berlebihan. “Cirinya pengguna tidak akan pernah berani menatatap orang, dalam tiga bulan saja badannya sudah ada perubahan,” kata Nurjana menjelaskan.

Menurut dia, rata-rata pengguna yang datang ke BNN untuk rehabilitasi sudah terkena dampak gangguan jiwa dan  sulit diatasi.

Ia menyebutkan, 90 persen pengguna narkoba di Jayapura penguna sabu-sabu dari Makassar yang peredarannya lewat jalur udara. “Namun paling banyak datang dari PNG,” katanya.  (*)

Related posts

Leave a Reply