Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Konflik di Papua tak kunjung usai. Kini perlakuan pada pengungsi di kasus kemanusiaan di Papua juga jadi sorotan. Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) meminta pemerintah tak diksriminatif pada pengungsi Nduga.
Presidium PMKRI Santo Efrem cabang Kota Jayapura, Wakol Yelipele mengatakan, perbedaan penanganan oleh pemerintah pada pengungsi Nduga dan Wamena terlihat sangat berebeda. Menurutnya ini bisa dilihat dari cepatnya penaganan pada pengungsi Wamena daripada pengungsi Nduga.
“Maka saya merasa bahwa pemerintah tidak ada pemerataan, kesejatraan terhadap masyarakat yang mengungsi. Saya merasa bahwa pemerintah adalah wakil Tuhan yang dapat dipercayakan oleh masyarakat kecil untuk menjaga, melindungi, dan mensejahterakan terhadap masyarakat tanpa perbedaan karena manusia adalah ciptaan Tuhan yang memiliki hak yang sama,” kata Yelipele.
Ia berharap Pemerintah segera mengevaluasi penanganan pengungsi baik di Nduga dan Wamena.
Sementara itu, salah seorang pemuda asal Wamena, Anias Lengka yang berdomisili di kota Jayapura mengatakan hal serupa. Ia menyoroti banyaknya bantuan untuk pengungsi Wamena dengan akses yang terbilang sangat mudah. Sementara bagi pengungsi Nduga tak ditemui hal serupa.
“Kami melihat pemerintah pusat dan pemerintah daerah salah dalam menangani warga pengungsi dari Wamena dan warga masyarakat dari Nduga yang sudah masuk 10 bulan hingga kini tidak ada bantuan, tindakan seperti ini harus di ubah dengan memberi bantuan pada masyarakat tanpa pandang bulu,” kata Anias. (*)
Editor: Edho Sinaga