PM Vanuatu bela keputusan libur panjang nasional

Bob Loughman. - DVU

| Papua No.1 News Portal | Jubi

Port Vila, Jubi – Perdana Menteri Vanuatu, Bob Loughman, menegaskan bahwa hari libur nasional selama 9 hari, yang baru-baru ini diumumkan, bertujuan untuk memberikan orang-orang Vanuatu waktu untuk berpartisipasi dalam berbagai acara peringatan ulang tahun ke-40 tahun negara itu.

Read More

Perayaan kemerdekaan Vanuatu akan dimulai pekan depan.

PM Loughman menanggapi kritik dari pemimpin oposisi bahwa liburan panjang seperti ini tidak tepat untuk krisis ekonomi. Loughman mengatakan liburan itu merupakan rekomendasi yang telah disetujui oleh pemerintahan sebelumnya, dimana pemimpin oposisi turut menjadi bagian dari pemerintah saat itu.

Koordinator nasional Perayaan HUT ke-40 Vanuatu, Fred Samuel, berkata anggaran sebesar Vanuatu VT 100 juta (AS$865.856) untuk acara tersebut juga telah disahkan oleh pemerintahan sebelumnya. Samuel menerangkan bahwa liburan sembilan hari itu hanya mencakup lima hari tambahan.

“Alasan mengapa keputusan itu diambil adalah memungkinkan semua orang untuk benar-benar menghadiri acara perayaan dan menjadi bagian dari semua rangkaian kegiatan. Peringatan ke-40 ini hanya datang satu kali,” kata Fred Samuel.

Periode liburan ini akan dimulai pada 23 Juli dan berakhir pada 30 Juli. Ini termasuk dua hari libur nasional – Hari Anak pada tanggal 24 dan Hari Kemerdekaan Vanuatu pada 30 Juli – dan satu akhir pekan.

Semua acara sudah direncanakan, menurut Samuel.

“Kita akan merayakan kemerdekaan Vanuatu di semua kota. Di kota Port Vila, Luganville, Santo. Dan juga, di semua pusat pemerintahan provinsi. Di Torba, Sanma, Malampa, Penama dan Shefa serta provinsi Tafea.”

Di setiap lokasi akan serangkaian acara dan kegiatan akan diadakan, kata Samuel.

“Hal yang harus kita sertakan dalam semua kegiatan adalah budaya, pertanian, dan olahraga. Itu adalah tiga acara utama yang akan ditampilkan dalam semua perayaan.”

Samuel mengatakan program Yumi 40 untuk setiap lokasi juga dapat diakses daring.

Sebelumnya pemimpin oposisi Vanuatu mengatakan bahwa libur yang berkepanjangan seperti itu disaat dimana negara itu didera krisis ekonomi akibat krisis ganda, Covid-19 dan Siklon Tropis Harold, sangat keliru.

Ralph Regenvanu mengungkapkan bahwa itu akan mengirim pesan yang salah tentang makna dari kemerdekaan. Ia menegaskan bahwa prinsip-prinsip kemerdekaan termasuk independensi dan kerja keras. Menurutnya, meliburkan negara itu selama 9 hari akan mempersulit sektor swasta negara itu yang sudah bersusah payah untuk bertahan selama masa ekonomi yang sulit.

Komentarnya didukung oleh Kamar Dagang dan Industri Vanuatu. (RNZI)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply