Papua No. 1 News Portal | Jubi
Apia, Jubi – Perdana Menteri Samoa, Tuilaepa Sailele Malielegaoi, telah menolak klaim Ketua Partai Faatuatua i le Atua Samoa ua Tasi (FAST) bahwa Komisi Penyelidikan (Commission of Inquiry/ COI) itu melemahkan independensi parlemen.
PM Tuilaepa lalu mengklarifikasikan bahwa penunjukan komite Privileges and Ethics untuk melakukan penyelidikan ini tidak mungkin dilakukan karena parlemen sudah dibubarkan.
“Setelah parlemen dibubarkan, komite-komite tersebut sudah tidak ada lagi,” jelas Tuilaepa dalam wawancara mingguannya dengan TV3.
“Dan hari Rabu (3/3/2021) ini adalah hari ketika semua komite dibubarkan, jadi kita memerlukan komite khusus yang terdiri dari orang-orang profesional dari luar Parlemen, yang berprofesi sebagai pengacara dan paham hukum, untuk menyelidiki masalah ini.
Pada hari Selasa, sehari sebelum parlemen Samoa dibubarkan, Perdana Menteri Tuilaepa membentuk Komisi Penyelidikan (COI) independen untuk menyelidiki empat anggota parlemen atas dugaan pelanggaran tata tertib parlemen.
Pemimpin partai FAST, La’auli Leuatea Schmidt, mantan Wakil Perdana Menteri Fiame Naomi Mata’afa, Olo Fiti Vaai, dan Faumuina Wayne Fong disebut dalam mosi yang didukung oleh menteri-menteri kabinet.
Keempatnya dituduh melakukan tindakan makar.
Namun La’auli, seorang mantan ketua parlemen, mengatakan keputusan untuk menunjuk orang-orang dari luar parlemen untuk menyelidiki perwakilan rakyat adalah tanda bahwa parlemen dapat dikendalikan dari luar.
Menanggapi komentar tersebut, Tuilaepa mengatakan sebagai pemimpin pemerintah dia harus memikirkan cara-cara lainnya untuk memastikan perilaku yang tidak layak seperti itu dihilangkan dari parlemen.
Dengan pembubaran parlemen Samoa, hanya menteri-menteri kabinet dan wakil menteri yang tetap memegang jabatan eksekutif mereka, meskipun dalam kapasitas caretaker, sementara semua anggota parlemen lainnya dibubarkan.
Tuilaepa mengecam anggota FAST karena mengunggah video dimana mereka dapat dilihat menari dan minum, sementara kursi mereka di parlemen kosong. Dia menegaskan bahwa tugas mereka adalah untuk menghadiri sidang parlemen dan mendesak agar sebuah penyelidikan dilakukan terhadap mereka. (Samoa Observer)
Editor: Kristianto Galuwo