Papua No. 1 News Portal | Jubi
Mataram, Jubi – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) bersinergi melakukan penelitian dan pengembangan teknologi pengolahan sampah menjadi sumber energi dalam rangka mewujudkan visi “NTB Asri dan Lestari”.
Sinergi tersebut ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTB, Rudi Purnomoloka, dan Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah, dan disaksikan oleh Direktur Bisnis Regional Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, Ahmad Rofik, di gedung VIP Bandara Internasional Lombok, Kabupaten Lombok Tengah, Rabu (22/1/2020).
Dalam sambutannya, Ahmad Rofiq menjelaskan keluaran pengolahan sampah tersebut nantinya adalah pelet yang bisa digunakan sebagai energi alternatif bahan bakar semacam briket, untuk menggantikan bahan bakar yang selama ini digunakan di rumah tangga.
“Saat ini, kami sedang melakukan penelitian untuk melihat apakah hasil pengolahan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar pembangkit PLN,” katanya.
Ahmad mengatakan bentuk kerja sama yang akan dilaksanakan adalah dengan memberikan pendampingan dan transfer pengetahuan mengenai pengelolaan sampah menjadi sumber energi alternatif.
Ke depan, lanjut dia, kesepakatan tersebut akan ditindaklanjuti dengan pembuatan perjanjian kerja sama antara PLN yang diwakili PT Indonesia Power PLTU Jeranjang dan Pemerintah Provinsi NTB, yang diwakili oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB.
“Semoga ini dapat menjadi solusi alternatif pengelolaan sampah di NTB, dan sebagai salah satu bentuk dukungan nyata PLN terhadap perbaikan masalah lingkungan di NTB,” kata Ahmad.
Sementara itu, Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah, mengatakan kesepakatan antara Pemerintah Provinsi NTB dengan PLN menunjukkan komitmen pemerintah dan BUMN untuk menyukseskan program Zero Waste yang saat ini sedang dilaksanakan.
Selain itu, kesepakatan tersebut juga akan menguatkan program pengelolaan sampah yang sudah dilakukan pemerintah dengan masyarakat, seperti pengadaan bank sampah di setiap desa.
“Sampai dengan saat ini, sebanyak 473 bank sampah sudah terbentuk di seluruh wilayah NTB,” katanya.
Gubernur yang akrab disapa Bang Zul itu menyampaikan meskipun penandatanganan kesepakatan terlihat sederhana, tapi merupakan satu hal yang sangat bersejarah. Sebab, aksi pengelolaan sampah sudah masuk ke desa-desa dan dusun di seluruh NTB.
“Ini menggelisahkan kami, takutnya nanti masyarakat oke dan sudah peduli terhadap permasalahan sampah, kemudian sampahnya mau dikemanakan. Ini menjadi perhatian kita bersama,” ujarnya.
Untuk itu, Bang Zul menginginkan sampah yang ada tidak lagi menjadi sumber masalah, tapi menghadirkan keberkahan. Salah satu cara yang paling praktis adalah sampah itu harus diolah menjadi hal-hal yang produktif dan menghasilkan insentif keuangan.
“Sekarang tanpa disuruhpun saya kira masyarakat segera akan membersihkan sampah untuk menjadikan hal-hal yang produktif terutama di desa-desa. Apalagi ini sesuai dengan keinginan kami menjadikan pariwisata sebagai top prioritas” ucapnya pula. (*)
Editor: Dewi Wulandari