Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Pesawat kargo Ethiopian Airlines yang terbang dari Addis Ababa ke Zambia secara tidak sengaja mendarat di Bandara yang sedang dibangun. Pesawat itu mendarat pada Minggu (4/4/2021) di Bandara yang belum selesai dibangun di Provinsi Copperbelt, utara Zambia.
Saat ini penerbangan dilayani oleh Bandara Internasional Simon Mwansa Kapwepwe, sekitar 15 kilometer. Sekretaris Kementerian Transportasi Misheck Lungu mengatakan pilot mendarat di Bandara Internasional Copperbelt karena kesalahan.
“Ketika dia akan mendarat, dia berkomunikasi dengan radar dan mereka mengatakan kepadanya, ‘Kami tidak dapat melihatmu’,” kata Lungu kepada AFP.
Baca juga : Maskapai Nepal ini tersesat tak mendarat ke Bandara tujuan
Dampak lockdown, maskapai asal Malaysia ini rugi hingga Rp8,5 triliun
Kecelakaan pesawat hingga terbelah di India tewas 17 orang
Menurut dia, pilot menggunakan penglihatannya karena tidak memiliki kendali dan mendarat di bandara yang masih dalam pembangunan. Sang pilot kemudian menerbangkan kembali pesawat ke tujuan sebenarnya.
Lungu memastikan tidak ada kerusakan apapun. Kata dia, para penyelidik akan mengeluarkan mengeluarkan laporan komprehensif atas insiden tersebut.
Ethiopian Airlines mengonfirmasi insiden itu dan mengatakan detailnya sedang diselidiki bersama dengan otoritas Zambia. Seorang juru bicara mengatakan bahwa pilot belum diberitahu tentang pembangunan bandara baru tersebut.
“Fakta bahwa tidak ada NOTAM (pemberitahuan kepada awak pesawat) dan jarak yang dekat antara kedua bandara itu mungkin telah berkontribusi pada insiden tersebut,” kata juru bicara itu.
Pembukaan bandara baru buatan China di provinsi itu awalnya dijadwalkan pada pertengahan 2020, tetapi tertunda oleh pandemi virus corona. Setelah selesai, fasilitas senilai $397 juta itu akan memiliki daya dukung yang lebih besar dari pendahulunya, dengan fasilitas yang ditingkatkan dan landasan pacu 3.500 meter.
Penerbangan kargo cukup menunjang Ethiopian Airlines secara finansial selama pandemi. Maskapai penerbangan terbesar di Afrika itu menggunakan kembali lusinan pesawat penumpang sebagai pengangkut barang. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol