Perpustakaan daerah kurang populer di Kabupaten Jayapura

Magdalena C Sahetapy menunjukkan salah satu koleksi buku di Perpustakaan Daerah kabupaten Jayapura, Senin (3/2/2020) - Jubi/Yance Wenda.
Magdalena C Sahetapy menunjukkan salah satu koleksi buku di Perpustakaan Daerah Kabupaten Jayapura, Senin (3/2/2020) – Jubi/Yance Wenda.

Papua No.1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Keberadaan perpustakaan daerah kurang diminati warga Kabupaten Jayapura. Jumlah pengunjungnya dalam sehari bisa dihitung dengan jari.

Read More

“Mereka yang sering datang, umumnya pelajar atau mahasiswa, tetapi jumlahnya juga tidak banyak. Mahasiswa biasa mencari konten lokal untuk menyusun proposal (penelitian),” kata Kepala Seksi Pengembangan Pengelolaan dan Pelestarian Bahan Pustaka Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jayapura Magdalena C Sahetapy, Senin (3/2/2020).

Magdalena mengatakan perpustakaan saat ini tidak lagi menjadi tujuan utama masyarakat dalam mencari sumber referensi. Mereka lebih senang memanfaatkan teknologi digital atau mengakses informasi lewat internet.

“(Jumlah pengunjung perpustakaan daerah) dalam sehari paling lima orang. Tahun lalu, total pengunjung ada sekitar 347 orang,” ujarnya.

Perpustakaan Daerah Kabupaten Jayapura berdiri sejak 2017. Lokasinya yang tidak strategis juga dianggap sebagai penyebab sepinya kunjungan. Banyak warga tidak mengetahui keberadaan perpustakaan tersebut.

“Lokasinya jauh dari keramaian atau sekolah, dan berada di lingkungan perkantoran pemda (Pemerintah Kabupaten Jayapura). Kalau lokasinya di (tengah) kota, pasti ramai pengunjung,” jelas Magdalena.

Hermanus adalah salah satu contoh warga Sentani yang baru mengetahui keberadaan Perpustakaan Daerah Kabupaten Jayapura. Itu pun secara tidak sengaja, sewaktu dia mengunjungi komplek perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura.

“Sewaktu ke Kantor (Dinas) Perikanan dan Pertanian, saya melihat ada perpustakaan daerah. Saya kaget karena tahunya cuma ada Dinas Perikanan dan Pertanian di sana,” ungkapnya.

Hermanus sependapat perpustakaan tersebut seharusnya berada di lokasi strategis dan mudah dijangkau masyarakat umum. Dia mengganggap keberadaan buku masih sangat penting sebagai sumber ilmu pengetahuan di era digital saat ini.

“Buku itu masih sangat penting walaupun sekarang era digital. Pemda (Pemkab Jayapura) seharusnya membuat taman baca umum di tengah kota, seperti di dekat makam Theys (Eluay). Siapa saja bisa datang ke sana,” kata Hermanus. (*)

 

Editor: Aries Munandar

Related posts

Leave a Reply