Pada 19 Juni , jumlah penderita Hepatitis A yang menjalani rawat inap bisa naik sampai 103 pasien dalam sehari
Papua No. 1 News Portal | Jubi,
Pacitan, Jubi – Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, menyatakan jumlah penderita Hepatitis A yang menjalani rawat inap sudah menurun. Penurunan itu terjadi usai upaya penanganan terpadu setelah daerah setempat ditetapkan status Kejadian Luar Biasa penyakit tersebut.
“Akumulasinya memang bertambah, namun penderita yang menjalani rawat inap saat ini jauh menurun,” kata Bupati Pacitan, Indartato saat menyampaikan keterangan pers di Pacitan, Senin. (4/7/2019).
Berita terkait : Penyebab penyakit Hepatitis di Singkawang diselidiki
Pemkab Bengkalis gelar vaksinasi virus rabies
Daerah pemukiman di Lae terpapar virus polio
Data Pemerintah Kabupaten Pacitan, saat ini tinggal 30 pasien Hepatitis A yang dirawat inap dengan perincian lima orang menjalani perawatan di Puskesmas Sudimoro, 20 orang di Puskesmas Ngadirojo, satu orang di Puskesmas Wonokarto, satu orang di Puskesmas Tegalombo, dan tiga orang di RSUD dr Darsono.
Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan pada masa awal Hepatitis A merebak. Pada 19 Juni , jumlah penderita Hepatitis A yang menjalani rawat inap bisa naik sampai 103 pasien dalam sehari.
“Bandingkan dengan sekarang. Dalam kurun dua hari ini saja kasus baru yang masuk dan terdeteksi hanya tiga orang. Semoga terus menurun semua,” kata Indartato menjelaskan.
Ia menyatakan Pemerintah Kabupaten Pacitan bersama instansi terkait berhasil mengendalikan penularan infeksi virus Hepatitis A setelah upaya penanggulangan intensif menyusul penetapan penularan penyakit itu sebagai Kejadian Luar Biasa.
Kementerian Kesehatan bersama Dinas Kesehatan dan pemerintah daerah yang wilayahnya menghadapi penularan penyakit Hepatitis A melakukan desinfeksi untuk membasmi virus penyebab penyakit hati yang mengakibatkan kesakitan ringan hingga parah tersebut.
“Kami bersama Dinas Kesehatan Pacitan telah membagikan desinfeksi, untuk daerah tertentu (desinfeksi dilakukan) pada sumber air yang tersedia secara terbatas,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono.
Menurut Anung, virus hepatitis A menular melalui makanan dan air yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Risiko infeksi Hepatitis A berhubungan dengan kurangnya air bersih serta sanitasi dan higiene yang buruk.
Tim dari Dinas Kesehatan Pacitan dan Kementerian Kesehatan masih menemukan bakteri E.coli di air Sungai Sukorejo walaupun Kabupaten Pacitan telah ditetapkan bebas dari perilaku buang air besar di sungai sejak 2017.
Banyak pula limbah rumah tangga yang mengalir ke sungai itu, yang airnya diambil menggunakan mobil tangki untuk dijual kepada masyarakat setempat. (*)
Editor : Edi Faisol