Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Para tamatan sekolah menengah atas di daerah kesulitan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi di Kota Jayapura. Layanan penerbangan penumpang umum belum juga beroperasi selama masa pendemi Covid-19 sehingga tidak ada akses transportasi ke ibukota Papua tersebut.
“Saya sudah mendaftar secara online (daring), tetapi jaringan internet kurang bagus. Syukur-syukur bisa diterima di perguruan tinggi tempat saya mendaftar,” kata Pisman Wanimbo saat dihubungi Jubi melalui telepon, Rabu (10/6/2020).
Wanimbo baru menamatkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Dekai, Kabupaten Yahukimo. Walaupun telah mendaftarkan diri secara daring ke perguruan tinggi pilihannya, dia tetap harus bertolak ke Jayapura.
“Setelah mendaftar secara online, saya harus mengikuti ujian masuk dan pendaftaran ulang di Jayapura. Namun, saya bingung karena belum ada pesawat (ke Jayapura),” kata Wanimbo, yang berencana melanjutkan studi ke Sekolah Tinggi Teologi Baptis (STTB) Papua.
Wanimbo berharap pemerintah segera membuka kembali jalur penerbangan penumpang di Papua. Dia sangat khawatir cita-citanya untuk melanjutkan studi menjadi gagal pada tahun ini lantaran kendala akses transportasi.
Penutupan jalur penerbangan penumpang juga berimbas terhadap penerimaan siswa baru di SMA Kristen Koininia, Sentani, Kabupaten Jayapura. Sejumlah siswa mereka selama ini berasal dari beberapa daerah di pedalaman Papua. Namun, saat ini belum ada seorang pun calon siswa dari pedalaman mendaftarkan diri ke sekolah tersebut.
“Walaupun pendaftaran siswa sudah tutup di sekolah lain, kami akan tetap menerima anak-anak (calon siswa) dari pedalaman (Papua). Kalau mereka sampai tidak bisa bersekolah, bakal banyak orang Papua menjadi pengangguran,” kata Kepala SMA Kristen Koinonia Sentani Cisilia Irna Wijayanti. (*)
Editor: Aries Munandar