Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Penghargaan Dwija Praja Nugraha yang diterima Pemda Lanny Jaya dari Menteri Pendidikan menuai polemik. Mahasiswa Lanny Jaya kota studi Jayapura mengaku heran karena penghargaan yang diterima pemerintah Lanny Jaya tidak sesuai realita yang ada di lapangan.
Welius Yigibalom, mahasiswa FKIP Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura, mengatakan masih banyak yang perlu dibenahi dari sektor pendidikan di Lanny Jaya.
“Kami mau bilang realitas dari pada penghargaan tersebut tidak sebanding kondisi real pendidikan di Lanny Jaya karena banyak sekali persoalan pendidikan yang belum sepenuhnya di perhatikan pemerintah,” katanya, kemarin.
Menurutnya, ada banyak sekolah di Lanny Jaya yang mengalami kesulitan akses internet untuk pendidikan. Selain itu banyak siswa tidak bisa belajar karena minimnya guru.
“Dilihat dari fakta yang ada di lapangan kami (mahasiswa) sudah lihat, dan atas kepedulian ini kami menolak dengan penghargaan yang di terima tersebut,” katanya.
Mahasiswa meminta Pemerintah Lanny Jaya menyampaikan kondisi sebenarnya kepada meddia. Ia mencontohkan SD Impres Wurom, Distrik Nogi, kabupaten Lanny Jaya yang tak memiliki guru.
“Anak-anak sekolah terlantar dan tidak mengenyam pendidikan yang baik. Pemerintah harus serius melihat perkembangan pendidikan setiap sekolah di Lanny Jaya,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah kabupaten Lanny Jaya menerima penghargaan di bidang pendidikan yakni Dwija Praja Nugraha dari pengurus besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang diserahkan oleh Menteri Pendidikan Republik Indonesia, Nadiem Makarim.
Penghargaan Dwija Praja Nugraha ini diberikan atas Pemda Lanny Jaya, di bidang pendidikan atas perhatian dan komitmen yang tinggi terhadap pengembangan profesi guru, kemajuan pendidikan dan PGRI di kabupaten Lanny Jaya. (*)
Editor: Edho Sinaga