Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR, John Wempi Wetipo memastikan rekonstruksi 403 rumah toko di Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya, Papua akan segera dimulai. Rekonstruksi 403 rumah toko itu dilakukan sebagai bagian dari upaya pemulihan kondisi Wamena pasca amuk massa yang terjadi pada 23 September 2019 lalu.
Wakil Menteri PUPR, John Wempi Wetipo menyatakan rekonstruksi 403 rumah toko (ruko) itu akan melibatkan para pengusaha lokal di Wamena. “Pengerjaannya akan dilakukan pengusaha lokal yang dikoordinir Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia atau Gapensi [Jayawijaya],” kata Wetipo saat mengunjungi Wamena, Kamis (5/12/2019).
Menurut Wetipo, skema pengerjaan tersebut telah disepakati, dan akan segera dilaporkan kepada Menteri PUPR. Menurut Wetipo, Presiden Joko Widodo menginginkan rekonstruksi ruko di Wamena itu rampung pada April 2020.
“Mudah-mudahan mereka (pengusaha asli Papua) bisa bangun dulu, nanti diaudit, dan hasilnya akan menjadi dasar untuk kami bayarkan. Gapensi akan mendiskusikan hal ini. Akan tetapi, mereka minta ada surat perintah kerja sementara, untuk menjadi dasar mereka dalam bekerja,” ujarnya.
Wetipo mengakui Pasar Wouma yang sudah dibangun ulang belum dapat difungsikan. Pasar itu belum bisa difungsikan karena pedagang belum mau kembali berjualan di lokasi itu.
Para pedagang masih merasa trauma, antara lain karena puing-puing roku di depan Pasar Wouma belum diperbaiki atau dirapikan. “Itu membuat masyarakat masih trauma, sehingga pasar Wouma belum juga ditempati,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Papua Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Cornelis Sagrim menjelaskan proses rekontruksi sejumlah bangunan di Wamena belum sepenuhnya berjalan. Hal itu terjadi karena para pemangku kepentingan masih menunggu kepastian tentang siapa yang akan melaksanakan rekonstruksi tersebut, mengingat banyak bangunan yang rusak merupakan bangunan milik perorangan.
“Setelah ada kunjungan presiden baru dipastikan [rekonstruksi akan ditangani] Kementerian PUPR, dan dilakukan pengusaha lokal,” kata Cornelis Sagrim.
Menurutnya, Kementerian PUPR masih harus mendata para kontraktor dari Gapensi. Cornelis Sagrim juga menyatakan pihaknya masih menunggu petunjuk teknis tentang pelaksanaan proses rekontruksi tersebut.
Ia membenarkan Gapensi masih meminta rencana anggaran biaya (RAB) proyek rekonstruksi itu, namun ia yakin masalah RAB itu tidak akan menghambat pelaksanaan rekonstruksi. “RAB itu [bisa dihitung] sambil berjalan secara paralel, tapi fisiknya sambil berjalan supaya cepat dikerjakan,” ujarnya.
Ketua Gapensi Jayawijaya, Fred Hubi mengaku anggotanya siap merekonstruksi bangunan di Wamena. Sebagai putra asli Jayawijaya, ia menginginkan dampak kerusuhan dapat segera hilang dan bangunan baru segera berdiri.
“Rekrontruksi ini harus cepat selesai supaya wajah Wamena bisa cepat kembali. Kami mengapresiasi pemerintah [yang memberi] porsi lebih [kepada] anak asli Wamena. Pembangunan 403 ruko ini semuanya diserahkan kepada pengusaha asli Papua,” kata Hubi.
Hubi menyatakan tidak semua pengusaha asli Papua memiliki modal untuk menjalankan rekonstruksi 403 ruko di Wamena itu. Ia menyatakan Gapensi Jayawijaya telah menggandeng beberapa pihak yang bisa membantu mengatasi masalah tersebut.
“Untuk modal kerja, Gapensi Jayawijaya sudah bekerjasama dengan pengusaha Raja Sibarani dan Koperasi Gapensi. Mereka akan membantu kami dari segi pembiayaan yang menyangkut material maupun modal,” ujarnya.
Hubi yakin para pengusaha asli Papua akan bisa memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan Presiden Joko Widodo yang menginginkan rekonstruksi 403 roko selesai pada April 2020. Apalagi sejumlah kontraktor non-Papua yang berada di Jayawijaya akan turut dilibatkan dalam rekonstruksi itu. “Anggota Gapensi Jayawijaya lebih dari 350 kontraktor, kalau satu pengusaha dapat satu Ruko maka satu bulan pekerjaan ini selesai,” katanya. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G