Papua No.1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Pihak TNI harus mengusut tuntas dugaan tindak kekerasan yang mengakibatkan kematian Warip Betere, warga Asiki, Kabupaten Boven Digoel. Pelaku penganiayaan terhadap remaja berusia 16 tahun tersebut ditengarai lebih dari seorang.
“Pelaku mungkin lebih dari satu orang karena penganiayaan itu diduga terjadi di Satgas Pamtas (Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan) di Asiki. Kalaupun cuma seorang, berarti yang lain menonton (menyaksikan) sehingga (dapat dianggap) menyetujui (melakukan pembiaran),” kata Direktur Sekretariat Keadilan dan Perdamaian (SKP) Keuskupan Agung Merauke Pastor Anselmus Amo, MSC, melalui telepon, Selasa (28/7/2020).
Pihak TNI masih menginvestigasi dugaan penganiayaan oleh Prajurit Satgas Pamtas 561 Caraka Yudha Kodam Brawijaya tersebut. Tim dipimpin Kepala Staf Korem Anim Ti Waninggap Kolonel Agustinus Prasetyo.
Pastor Amo mengapresiasi respon cepat dari pihak korem setempat, yang langsung menerjunkan tim investigasi ke lokasi kejadian. Permohonan maaf dari Komandan Korem Anim Ti Waninggap Brigjen Bangun Nawoko, menurutnya juga sebuah langkah positif. Itu menegaskan bahwa tindakan kekerasan tersebut tidak bisa ditoleransi.
“Kita percayakan (hasil pengusutan kasusnya) kepada tim investigasi. Tidak ada masalah jika hasilnya juga disampaikan kepada masyarakat (diumumkan kepada publik),” kata Amo.
Kepala Penerangan Korem Anim Ti Waninggap Mayor Suko Raharjo, sebelumnya menyatakan Betere meninggal setelah berada di Puskesmas. “Korban bukan meninggal di Pos Satgas Pamtas Asiki, melainkan setelah dilarikan (dirawat) di Puskesmas Asiki.” (*)
Editor: Aries Munandar