Pendidikan terbaik adalah pilihan, tidak boleh ada diskriminasi

Ilustrasi, keceriaan anak-anak di sebuah sekolah dasar di Sentani - Jubi/Engel Wally
Ilustrasi, keceriaan anak-anak di sebuah sekolah dasar di Sentani – Jubi/Engel Wally

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Dampak dari minimnya fasilitas pendidikan yang setara universitas di Papua, banyak pilihan dibuat oleh anak-anak asli Papua untuk mencari ilmu di luar.

Read More

Legislator Papua, Herlin Beatrix Monim, menilai hal tersebut adalah hak dan pilihan masing-masing orang untuk menempuh pendidikan sesuai dengan cita-cita mereka.

Menurutnya, mungkin saja jurusan yang menjadi pilihan mereka tidak tersedia pada universitas atau perguruan tinggi di Papua sehingga alternatif lain adalah menempuh pendidikan di luar Papua.

“Semua orang mempunyai hak dan cita-cita untuk menempuh pendidikan terbaik, dan itu dijamin oleh undang-undang negara ini, asal jangan ada diskriminasi di sana,” kata Monim, saat ditemui di Sentani, Senin (26/8/2019).

Dikatakan, program pendidikan yang dijalankan oleh pemerintah saat ini tetap berjalan. Demikian pula dengan cita-cita dan keinginan anak-anak Papua yang menimba ilmu di luar Papua.

“Soal pendidikan tidak bisa dibatasi, mau di mana saja dan itu sesuai dengan kesanggupan orangtua atau anak yang akan menimba ilmu,” ungkapnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat di Kabupaten Jayapura, Boaz Enok, mengatakan anak-anak mau kuliah atau sekolah di mana saja tidak ada yang melarang. Tetapi, sejauh ini perhatian dan pengawasan pemerintah daerah sangat minim terhadap anak-anak yang menimba ilmu di luar Papua.

“Anak-anak kita yang menimba ilmu di luar, semua tinggal di asrama Papua. Seluruh Indonesia, pemerintah hanya bantu kirim kitong punya anak-anak ke tanah Jawa sana baru tra perhatikan atau awasi dorang di sana dengan baik. Ini yang tidak diperhatikan oleh kitong punya pemerintah selama ini,” kata Boaz. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply