Pemkab Teluk Wondama berikan jawaban atas viralnya kematian mantri Patra

Bupati Bernadus Imburi, dan Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama menyampaikan klarifkasi pemberitaan media terkait kronologis meninggalnya Mantri Patra dan upaya yang telah dilakukan. (Jubi/IST).
Bupati Bernadus Imburi, dan Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama menyampaikan klarifikasi pemberitaan media terkait kronologis meninggalnya Mantri Patra dan upaya yang telah dilakukan. (Jubi/IST).

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Wondama, Jubi – Bupati Teluk Wondama, Bernadus Imburi menyebut berbagai pemberitaan media massa tentang meninggalnya perawat Patra Marinna Jauhari tidak berimbang dan cenderung provokatif. Menurutnya, pemberitaan itu membuat citra Pemda Wondama buruk di mata masyarakat.

Read More

Dalam siaran pers yang diterima Jubi, Selasa (25/6/2019) Bupati Imburi mengklaim bahwa Pemda telah menerima informasi tentang kondisi kesehatan almarhum Mantri Petra. Segala upaya juga telah dilakukan untuk menjemput almarhum yang telah dalam kondisi kritis.

Bupati mengatakan, keterbatasan sarana transportasi menjadi salah satu kendala pasien, mengingat Kampung Oya di Distrik Naikere hanya bisa ditembus dengan helikopter.

“Kampug Oya belum bisa ditempuh dengan transportasi darat kecuali dengan berjalan kaki 4 (empat) sampai 5 (lima) hari. Satu-satunya transportasi yang dapat digunakan selama ini hanya dengan helikopter. Sementara Pemda Wondama tidak punya helikopter khusus, yang digunakan selama ini adalah helikopter melalui kerjasama dengan Gereja, dan Pemda hanya memenuhi kewajiban pembayarannya,” tulis Imburi dalam rilisnya.

Diapun mengakui bahwa telah menerima kabar tentang almarhum Mantri Petra yang sedang sakit. Dia lalu memerintahkan Kepala Puskesmas untuk mengupayakan helikopter langganan guna menjemput almarhum di Kampung Oya pada tanggal 18 Juni.

“Helikopter baru bisa mendarat di Wondama pada tanggal 22 Juni 2019. Namun Sekda Wondama menyampaikan, bahwa perawat yang hendak dijemput telah meninggal dunia, sehingga helikopter harus tetap menjemput jenazah almarhum,” tulisnya.

Meski sebelumnya jenazah almarhum hendak dipulangkan ke kampung halaman, namun setelah melalui perbagai pertimbangan maka prosesi pemakaman telah dilakukan pada Senin kemarin.

“Prosesi pemakaman telah dilakukan pada hari Senin 24 Juni (kemarin). Pemda Wondama sekaligus berikan penghargaan dan kenaikan anumerta sesuai SK.Bupati Teluk Wondama,” ujar Imburi.

Sebelumnya ramai diberitakan, seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang berprofesi sebagai perawat di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, ditemukan meninggal dunia. Korban diduga wafat karena sakit, dan diabaikan pemerintah daerah (pemda).

Almarhum Patra Marina Jauhari, merupakan warga asal Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang sudah 10 tahun mengabdikan dirinya di pedalaman Papua Barat, tepatnya di Kampung Oya, Distrik Naikere, Teluk Wondama.

“Dia sudah sakit sekitar dua pekan terakhir. Katanya suka sakit kepala, muntah-muntah dan dehidrasi,” kata warga di Kampung Oya, Tadius Mufara, kepada wartawan, Minggu (23/6/2019).

Beberapa warga yang diutus masyarakat setempat sebelumnya sudah menuju pusat kota untuk mendatangi Dinas Kesehatan Teluk Wondama. Mereka ingin ada bantuan terhadap Patra yang kondisi terus memburuk.

“Tapi tidak ada tindak lanjut untuk menjemputnya, sampai akhirnya diketahui sudah meninggal dunia,” ujarnya. (*)

 

 

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply