Papua No.1 News Portal | Jubi
Manokwari, Jubi – Pemerintah Kabupaten Manokwari, Papua Barat, menetapkan status waspada terhadap virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF), yang diduga sebagai penyebab kematian ratusan ternak babi di daerah itu.
Status waspada ditetapkan dalam Surat Edaran (SE) Bupati Manokwari Nomor: 524.3/324 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit pada ternak babi di wilayah kabupaten Manokwari, Kamis (22/4/2021).
Bupati Hermus Indou dalam Surat Edaran itu menginformasikan bahwa virus demam babi Afrika atau ASF belum ditemukan vaksin atau obat untuk menanggulanginya dan menyebabkan kematian tinggi pada ternak babi.
“Virus ini dapat menular melalui kontak langsung, serangga, pakaian, peralatan peternakan, kendaraan dan pakan yang terkontaminasi,” kata Bupati.
Bupati juga mengimbau kepada peternak dan penjual produk daging babi untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap virus AFS dengan penerapan budaya biosekunti yang baik.
“Peternak hewan babi agar menjaga kebersihan kandang, tidak memberikan pakan sisa rumah tangga, restoran, pelabuhan, dan hotel karena dapat menjadi media penularan virus AFS,” ujar Bupati.
Imbau berikut, kepada masyarakat agar melapor kepada peternakan atau petugas lapangan, jika mendapatkan informasi ternak babi yang sakit atau mati secara mendadak.
Bupati juga mengajak masyarakat untuk menguburkan ternak Babi yang ditemukan mati tanpa sebab.
“Demi mencegah penularan lebih meluas, masyarakat dilarang membuang bangkai ternak babi ke sungai, laut atau hutan sekitar tempat permukiman warga,” kata Bupati.
Melalui SE itu, Bupati Hermus Indou memberikan atensi khusus kepada Dinas teknis terkait untuk melakukan langkah antisipasi dan pencegahan dampak lingkungan.
“Para kepala distrik dan kelurahan diingatkan, untuk berpartisipasi aktif memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat atas Surat Edaran ini,” kata Bupati Hermus Indou.
Sementara, laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Manokwari kasus kematian ternak babi di daerah itu mencapai 171 ekor ternak dalam dua pekan terakhir.
“Data terakhir, sebayak 171 ternak babi milik warga kabupaten Manokwari mati. Itu tersebar di wilayah Borobudur kelurahan Padarni Distrik Manokwari Barat, Distrik Manokwari Utara dan Distrik Warmare,” kata Wanto, kepala pelaksana BPBD kabupaten Manokwari.
Wanto menuturkan, kasus kematian ternak babi di daerah itu masih terus dipantau sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium BBVet Maros oleh tim terpadu provinsi Papua Barat.
“Belum diketahui secara pasti penyebab kematian ratusan ternak babi ini, kami masih berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua Barat,” kata Wanto. (*)
Editor: Edho Sinaga