Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Anggota komisi bidang pendidikan DPR Papua, Yohanes Ronsumbre meminta Pemerintah Indonesia tidak selalu mencurigai anak-anak Papua yang kuliah di negara lain. Ronsumbre karena tidak ingin anak-anak Papua yang menuntut ilmu di luar negeri dicurigai melakukan kampanye politik terkait isu Papua merdeka atau lainnya.
Ronsumbre khawatir jika Pemerintah Indonesia terus mencurigai para pelajar dan mahasiswa asal Papua di luar negeri, Pemerintah Indonesia akan membatasi anak-anak Papua menuntut ilmu di negara lain. Kondisi itu akan merugikan anak-anak Papua yang benar-benar ingin belajar atau kuliah di luar negeri.
“Jangan selalu melihat dari sisi politik, mesti dari berbagai sudut pandang karena banyak anak-anak Papua yang memang berniat kuliah di luar negeri untuk masa depannya dan ingin terlibat dalam pembangunan di Papua,” kata Yohanes Ronsumbre, Kamis (30/5/2019).
Ronsumbre menyatakan Pemerintah Indonesia seharusnya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak-anak Papua untuk belajar atau kuliah di negara manapun yang mereka inginkan selama merasa mampun dan memenuhi syarat yang ditentukan.
Pernyataan yang sama dikatakan ketua komisi bidang pemerintahan, politik, hukum dan hubungan luar negeri DPR Papua, Orgenes Wanimbo. Katanya, ketika pemerintah pusat memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak-anak Papua mengenyam pendidikan di luar negeri, anak-anak Papua akan merasa diperhatikan oleh Negara.“Jangan selalu mencurigai anak-anak Papua yang ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri dengan berbagai prasangka yang bukan-bukan,” kata Wanimbo.
Baca juga: Bertemu Dubes Indonesia, Gubernur Papua titip pelajar dan mahasiswa asal Papua
Sebelumnya, saat berkunjung ke Amerika Serikat (AS) pada 14 Mei 2019 lalu Gubernur Papua Lukas Enembe menemui Duta Besar RI untuk AS, Mahendra Siregar. Dalam pertemuan itu, Enembe menyatakan harapannya agar Kedutaan Besar RI memperhatikan pelajar dan mahasiswa Papua yang sedang belajar di AS.
Menanggapi harapan Enembe, Siregar mengatakan Kedubes RI sangat memperhatikan anak-anak Papua yang sedang belajar di AS. Bahkan mahasiswa dan pelajar asal Papua menjadi prioritas. Namun ia mengakui memang ada masalah dalam komunikasi antara anak-anak Papua di AS dengan pihak Kedubes RI.
“Mahasiswa Papua di AS ini jadi prioritas kami. Namun harus kita akui memang ada masalah kepercayaan dalam hal ini. Tapi kita berpikir positif untuk memperbaikinya,” ujar Dubes.
Siregar juga berharap pelajar dan mahasiswa asal Papua yang datang berkuliah di AS bisa melaporkan diri mereka ke kedutaan agar komunikasi bisa berlangsung dengan lancar. Sehingga jika mereka mengalami masalah, bisa segera ditindaklanjuti oleh pihak Kedubes RI.
“Kalau sudah di AS, semua harus dioptimalkan. Mereka sebaiknya tinggal lebih lama setelah kuliah agar punya jaringan global dan internasional. Ini yang sangat penting saat ini,” kata Siregar, sambil menambahkan anak-anak Papua di AS harus bisa mendapatkan nilai lebih di AS karena mereka sudah sampai di salah satu negara paling maju di dunia.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G